Perjuangan Siswa SD di Pessel Melewati Titian Kayu

Siswa SD di Pesisir Selatan, Sumatera Barat harus melewati titian kayu menuju sekolah akibat ambruknya jembatan.
Sejumlah anak SD di Nagari Lagan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar melewati titian kayu untuk berangkat sekolah. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan-Siswa SD di Nagari Lagan, Kabuten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat harus melewati titian kayu menuju sekolah akibat ambruknya jembatan.

Masril, 47 tahun, mengungkapkan sangat prihatin dengan kondisi seperti itu. Titian seperti itu pastinya sangat membahayakan keselamatan anaknya. Apalagi, titiannya cukup panjang, mencapai 12 meter.

"Jadi, memang butuh perhatian serius pemerintah kabupaten," ungkapnya, 4 September 2019.

Seperti diberitakan Tagar pada 2 September 2019 lalu, satu unit jembatan di Naga Lagan, Pessel ambruk karena dimakan usia. Akibatnya sekitar 500 KK terisolasi.

Padahal, jembatan yang penah dibangun puluhan tahun silam itu merupakan akses warga menuju ladang. Bahkan, satu-satunya penghubung bagi anak-anak menuju sekolah.

"Kejadiannya Minggu 1 September 2019 malam," ungkap salah seorang warga setempat, Ari Depi, 28 tahun.

Ia menerangkan, jembatan tersebut adalah penghubung antara Kampung Batu Joliang dan Kampung Timbarau. Kedua kampung itu merupakan kampung tua di Kenagarian Lagan.

Sebelum runtuh, kondisi jembatan memang sangat memprihatinkan. Terdapat kerusakan di sana sini. Bagian badan jembatan banyak lobang. Sebagian besar kayu penyanggah sudah lapuk.

Ini sangat memiriskan. Seperti pemerintah nagari lalai atau sengaja melalalikan. Kalau nggak tau, saya rasa nggak mungkin itu

Kondisi seperti itu sudah berlangsung sejak lama. Namun, menurutnya, tidak ada atensi dari pemerintahan nagari untuk memperbaiki jembatan satu-satunya itu.

"Ini sangat memiriskan. Seperti pemerintah nagari lalai atau sengaja melalalikan. Kalau nggak tau, saya rasa nggak mungkin itu," sebutnya.

Secara terpisah, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Linggo Sari Baganti, Jon Jerizal Asmal menyampaikan, selain dimakan usia, ambruknya jembatan itu akibat diterjang banjir.

Sebab, dalam sepekan terakhir curah hujan di daerah itu cukup tinggi. Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pernah melakukan perbaikan sebanyak dua kali.

"Tapi ternyata tidak bertahan lama. Memang usia jembatan itu sudah tua. Sudah puluhan tahun bahkan," jelasnya.

Kendati demikian, dirinya mengaku, pihak kecamatan dan pemerintahan nagari telah sejak lama mengusulkan pembangunannya pada pemerintah kabupaten.

Pengusulan melalui musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tingkat nagari maupun kecamatan. Sebab, pembangunannya tanggung jawab kabupaten. Namun hingga kini masih belum terealisasi.

Ia berharap, pemerintah kabupaten segera merealisasikan jembatan permanen. Jika tidak, bakal berdampak pada perekonomian masyarakat.

"Karena ini menyangkut perekonomian warga sekitar. Kami berharap, tahun anggaran 2020 dapat terealisasi,"

Sementara, Kepala BPBD Herman Budiarto menyebutkan pembangunan jembatan segera dilakukan.

Kegiatan pembangunan menggunakan dana tanggap darurat 2019 senilai Rp 300 juta, dengan bentang jembatan sepanjang 12 meter dan lebar 3 meter.

"Ya. Sekarang kami lagi nyiapin gambar dan RAB. Mudah-mudahan besok bisa langsung bekerja. Jembatannya semi permanen," ujarnya.

Sedangkan Bupati Hemdrajoni menegaskan jembatan tersebut bakal dituntaskan pada 2020. "Sekarang lagi ditangani BPBD," tuturnya. []

Berita terkait
Jembatan di Pessel Ambruk, 500 KK Terisolasi
Jembatan di Nagari Lagan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ambruk karena dimakan usia.
PAN Pessel: Wakil Rakyat bukan Anak Buah Bupati
Kader PAN di DPRD Pessel periode 2019-2024 harus memperjuangkan aspirasi rakyat.
Tambang Ilegal di Pessel Bebas Beroperasi
Masyarakat nelayan di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, menilai penegakan hukum terhadap tambang pasir ilegal terkesan tebang pilih.