Empat Fakta Autisme, Kenali Gejalanya

Autisme merupakan gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.
Ilustrasi Austisme (Foto: Pixabay)

Jakarta - Kasus gangguan autisme semakin bertambah setiap tahunnya. Penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa pertumbuhan kasus autisme di dunia semakin meningkat.

Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) sendiri merupakan gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.

Dilansir dari helloSEHAT, ada beberapa fakta tentang autis yang harus diketahui agar tak lagi terjadi kesalahpahaman.

1. Diagnosis Sejak Dini

Kepala staf sains di Autism Science Foundation di New York City, Alycia Halladay menjelaskan bahwa anak-anak berusia dua tahun dan memiliki masalah pada interaksi sosialnya, maka hal ini bisa menjadi faktor penentu diagnosis autisme pada anak.

Selain itu, fakta menunjukkan, banyak anak berusia di bawah 18 bulan sudah didiagnosis memiliki gangguan ASD. Akan tetapi, sebagian besar bisa didiagnosis pada anak usia lebih dari 24 bulan atau 2 tahun.

Untuk mencari tahu, umumnya dokter anak akan memeriksa perilaku anak melalui perkembangan mereka dengan berbagai pengecekan. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes pendengaran, penglihatan, dan neurologis untuk mengetahui indikasi gangguan autis.

2. Perbedaan Gejala

Gejala ASD berbeda-beda pada tiap orang, ada yang parah dan tidak. Umumnya, gejala autisme menyerang kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial.

Gejala anak dengan gangguan ASD biasanya seperti suka mengulang beberapa gerakan dan perilaku, menghindari kontak mata lawan bicara, dan bahkan terobsesi dengan mainan tertentu.

Gejala lainnya yang bisa diperhatikan oleh orang tua adalah berperilaku sensitif terhadap suara, tidak menanggapi ucapan, atau tidak tertarik pada objek yang memang menarik.

3. Didominasi Anak Laki-Laki

Gangguan autisme lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Gangguan ini juga bisa terjadi pada semua usia, ras, serta suku.

4. Vaksin atau Imunisasi tidak Sebabkan Autisme

Anggapan bahwa autisme disebabkan suntikan vaksin atau imunisasi merupakan hal yang salah. Dalam penelitian lanjutan, ditemukan bahwa vaksin aman untuk kesehatan anak, dan tidak ada hubungannya dengan autisme. 

Tujuh Ciri Anak Autis

Menurut Ketua Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) Gayatri Pamoedji secara rinci ada tujuh hal yang bisa Anda kenali. Jika dua dari tujuh hal ini Anda bisa jawab "tidak", segera periksakan anak kepada dokter anak karena bisa menjadi tanda awal anak Anda menderita autisme sebagai berikut.

1. Apakah anak Anda memiliki ketertarikan pada anak-anak lain? Anak autis cenderung tidak.

2. Apakah anak Anda menunjuk hal yang disukainya? Anak autis cenderung tidak.

3. Apakah anak Anda mau menatap mata Anda lebih dari 1-2 detik? Anak autis cenderung tidak punya kontak mata.

4. Apakah anak Anda mau meniru ucapan, ekspresi wajah, ataupun gerak-gerik Anda? Anak autis cenderung tidak mau meniru.

5. Apakah anak Anda bereaksi ketika namanya dipanggil? Anak autis cenderung cuek.

6. Apakah anak Anda mau melihat ke arah benda yang Anda tunjuk? Anak autis cenderung tidak mau mengikuti arahan.

7. Apakah anak Anda pernah bermain pura-pura, misalnya pura-pura menyuapi boneka, atau menerima telepon? Anak autis cenderung bermain dengan cara tidak lazim. 

Autisme spectrum disorder (ASD), serangkaian gangguan perkembangan saraf yang dapat mencakup fokus yang intens pada satu hal, tidak responsif, kurang memahami isyarat sosial, gerakan berulang atau melukai diri. 

Gayatri yang memiliki putra terdiagnosis autisme saat berusia sembilan tahun. Saat itu, menurut dia sang putra tak pernah bisa melakukan kontak mata dengannya. 

"Anak saya enggak ada kontak mata. Pandangan mata satu arah. Saat dipanggil seakan enggak mendengar. Enggak ada bonding antara ibu dan anak," kata dia di Jakarta, dilansir dari Antara, Jumat, 23 Agustus 2019.

Gayatri menganjurkan para orang tua peka pada kondisi anak mereka sehingga penanganan bisa lebih dini. []

Berita terkait
Tiga Terapi untuk Anak Autisme
Apabila anak terdiagnosa autisme segera lakukan penanganan dengan memberikan terapi yang mencakup tiga hal yakni perilaku, bicara dan okupasi.
Anak Dian Sastro Autis
Dian mengungkapkan masalah anaknya itu dalam konferensi pers Pameran Anak Spesial 2019 di Jakarta.
Benjamin Giroux, Autis yang Luluhkan Hati Setiap Orang
Benjamin awalnya tidak terlalu pandai menunjukkan emosinya.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi