Jakarta - Para peneliti di China mengumumkan peringatan dini atas kemungkinan terjadinya pandemi virus flu babi setelah virus corona Covid-19.
Virus bernama G4 EA H1N1, yang disingkat G4 yang dikenal sebagai flu babi, dikhawatirkan para ilmuwan karena memiliki potensi menjadi pandemi seperti halnya virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Sebab, virus G4 dikhawatirkan dapat tumbuh dan berkembang pada sel-sel di dalam saluran pernapasan manusia.
Dikutip dari Antara, Kamis, 2 Juli 2020, para pakar pengendalian penyakit di China menyatakan tidak seharusnya masyarakat panik karena tidak ada tanda-tanda pada peternakan babi terkait virus tersebut.
Para ilmuwan dari China Agriculture University, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC), dan lembaga lain telah mendeteksi virus flu babi mengandung genotipe 4 (G4) yang menular di antara babi dan memiliki kemungkinan melompat ke manusia, karena virus G4 bisa terhubung dengan sel manusia. Studi tersebut dipublikasikan di jurnal sains AS, PNAS, Senin (29/6/2020).
Virus G4 yang merupakan turunan dari H1N1 merupakan flu musiman dan sampel uji yang disebutkan dalam penelitian tersebut tidak cukup mewakili, demikian pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian kepada pers, Rabu (1/7/2020).
"Departemen terkait masih akan terus memantau secara cermat," ujarnya.
Para peneliti mengumpulkan sampel dari babi di 10 provinsi di China selama periode 2011-2018, dan mendapati virus tersebut dalam babi sejak 2016.
Sebesar 10,4 persen dari pekerja peternakan babi hasil tesnya positif, demikian hasil penelitian tersebut.
Pemantauan virus G4 EA H1N1 pada babi dan pemantauan terhadap manusia, terutama orang-orang yang bekerja di industri babi harus segera dilakukan, demikian peringatan para ilmuwan dalam penelitian tersebut.
Temuan tersebut tentu saja memicu kekhawatiran publik akan adanya pandemi lain seperti coronavirus Covid-19, dan apakah virus tersebut akan berdampak terhadap industri babi yang baru saja menunjukkan tanda-tanda pulih dari serangan virus flu babi Afrika (ASF) yang berjangkit pada 2018-2019 atau tidak.[]