Gejala Flu Babi Baru G4 yang Muncul di China

Para peneliti di China menemukan jenis flu babi baru yang berpotensi menjadi pandemi. Berikut penjelasannya.
Ilustrasi Babi. (Foto: Pixabay/RoyBuri)

Jakarta - Covid-19 masih merebak, publik digencarkan dengan penemuan jenis virus flu babi baru oleh para peneliti di China. Virus baru ini bernama Genotip 4 (G4). Virus yang muncul dari babi tersebut berpotensi menjadi pandemi. 

Dikutip dari BBC, meski virus tersebut muncul dan dibawa oleh babi, tidak menutup kemungkinan bisa menginfeksi manusia. Para peneliti pun turut cemas, jika virus ini bermutasi lebih lanjut sehingga mampu menyebar dengan mudah ke setiap orang dan memicu pandemi atau wabah global.

Dari data yang disajikan, tampaknya ini adalah virus flu babi yang siap untuk muncul pada manusia.

Virus baru yang bernama Genotip 4 (G4) ini ditemukan oleh para peneliti dari China Agricultural University, Center for Disease Control and Prevention (CDC) China, dan University of Nottingham, dan merupakan turunan virus flu babi H1N1 yang pernah menjadi pandemi pada tahun 2009 silam. 

"Virus G4 memiliki semua ciri penting dari kandidat virus pandemi," kata peneliti dalam studi tersebut seperti dikutip Euro News.

Virus ini disebut-sebut bisa tumbuh dan berkembang baik di sel-sel yang melapisi saluran udara atau pernapasan manusia. Peneliti mengidentifikasi bukti infeksi baru-baru ini mulai dari orang yang bekerja di rumah potong hewan (RPH) di industri babi di China.

Dikutip dari Health Shots, infeksi flu babi G4 bisa bergejala klinis parah, seperti bersin, mengi, batuk, dan rata-rata penurunan berat badan maksimal 7,3-9,8 persen massa tubuh. Selain itu, dikutip dari WebMD, gejala lainnya yang ditimbulkan virus baru ini tidak jauh berbeda pada virus H1N1 yang bisa mengarah pada penyakit lebih serius di antaranya pneumonia, infeksi paru, dan masalah pernapasan lainnya.

Secara umum, virus ini turut memprihatinkan karena manusia tidak memiliki kekebalan terhadapnya. "Dari data yang disajikan, tampaknya ini adalah virus flu babi yang siap untuk muncul pada manusia. Jelas situasi ini perlu dipantau dengan sangat cermat," kata ahli biologi evolusi di University of Sydney Edward Holmes seperti dikutip sciencemag.org.

Dalam sebuah studi yang dilakukan sejak 2011-2018, peneliti telah mengumpulkan lebih dari 30.000 sampel hasil swab masal babi di rumah pemotongan hewan dan rumah sakit khusus hewan di 10 provinsi China. Hasilnya, sebanyak 179 virus flu babi teridentifikasi, tetapi hanya virus G1 yang muncul secara terus menerus setiap tahunnya.

Sebelumnya, peneliti menemukan kasus infeksi virus flu babi G4 pada tahun 2016 dan 2019. Kedua pasien yang dilaporkan terpapar virus tersebut masing-masing berusia 46 tahun dan sembilan tahun.

Seorang ahli biologi evolusi di Pusat Internasional Institut Kesehatan Nasional AS Fogarty turut mempelajari virus influenza babi di Amerika Serikat dan tingkat penyebarannya pada manusia. 

"Kemungkinan varian tertentu ini akan menyebabkan pandemi adalah rendah," ucapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Faktor Virus Corona Terus Naik Selama Era New Normal
Virus Corona bisa terus bertambah selama era now normal ini bisa disebabkan beberapa faktor. Berikut faktor Corona melonjak selama era normal.
Risiko Menurunkan Masker ke Dagu Selama Corona
Tak sedikit orang yang masih salah menggunakan masker seperti menurunkannya ke dagu. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko terpapar virus Corona.
Risiko Olahraga Pakai Masker di Era New Normal
Meski masker bisa meminimalisir penyebaran virus Corona atau Covid-19, alat pelindung wajah ini bisa berdampak buruk saat berolahraga.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.