Perang Dagang Amerika Serikat-Tiongkok Pengaruhi IHSG

Perang dagang antara AS dan Tiongkok berdampak pada pergerakan bursa saham dalam negeri (IHSG).
Ilustrasi pergerakan harga saham. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok semakin memanas pada akhir bulan Agustus 2019. Sejak awal Agustus, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan menaikkan tarif kepada 300 miliar dollar AS komoditas barang Tiongkok. Hal tersebut kemudian dibalas Tiongkok dengan membiarkan suku bunga mereka, hingga jatuh sampai 2%.

Ketegangan sempat memuncak pada Senin, 5 Agustus 2019 silam karena Departemen Keuangan AS menuding Pemerintah Tiongkok melakukan manipulasi mata uang dengan membiarkan suku bunga mata uang mereka turun. 

Ketegangan ini kemudian ditengahi Organisasi Moneter Dunia (IMF) yang mengatakan jika klaim tersebut tidak benar dan mengatakan justru Dollar AS sedang dipatok sangat tinggi.

Ketegangan soal klaim suku bunga mata uang tersebut membuat Tiongkok kemudian mengeluarkan kebijakan pemberhentian impor terhadap produk-produk pertanian asal AS oleh perusahaan milik pemerintah.

Pemerintah AS kemudian kembali membalas kebijakan Tiongkok dengan pengumuman penundaan beberapa tarif bea masuk Tiongkok hingga 1 September 2019 mendatang. Hal ini membuat sekitar 111 juta dollar AS komoditas asal Tiongkok menjadi dikenakan tarif.

Terakhir, Pemerintah Tiongkok mengeluarkan kebijakan pemutaran tarif baru dari AS sebesar 75 juta dollar AS.

Berdampak Pada IHSG

Perang dagang antara AS dan Tiongkok berdampak pada pergerakan bursa saham dalam negeri. Hal tersebut terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mengalami koreksi negatif sepanjang hari Senin, 26 Agustus 2019. 

Dikutip dari Antara, IHSG ditutup melemah 41.09 poin atau 0.66 persen ke posisi 6.214,51. Sementera kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,37 poin atau 9,76 persen menjadi 967,89.

"Pelemahan indeks hari ini sentimen utamanya dari global terkait perang dagang setekah Donald Trump berencana akan menaikkan tarif impor dari China dan menyarankan perusahaan yang berproduksi di China mencari negara alternatif," ujar salah satu analis Indopremier Sekuritas Mino kepada Antara pada Senin, 26 Agustus 2019.

Penutupan IHSG pada Senin sore juga diiringi aksi jual saham oleh investor asing. Hal ini dapat terlihat dari jumlah jual asing bersih atau net foreign sell sebesar Rp 904.49 miliar.

Tidak hanya IHSG, beberapa indeks saham Asia juga terkoreksi melemah, seperti Nikkei melemah 449,87 poin (2,17%) ke 20.261,06, Hang Seng melemah 499 poin atau 1,91%) ke 25.680,33, dan Straits Times yang turun sebesar 43,26 poin (1,39%) ke posisi 3.067,09.

Berita terkait
Peluang Indonesia di Perang Dagang AS-China
Indonesia mempunyai peluang dalam menghadapi era perang dagang AS-China. Industri tekstil nasional diharapakan bisa memanfaatkan momentum itu.
Samsung Manfaatkan Perang Dagang AS-China
Fitch Ratings menyatakan Samsung berpeluang menguatkan posisi di pasar telepon akibat peningkatan ketegangan dagang AS-China.
Redmi K20 Resmi Dirilis dan Perang Dagang AS-China
Redmi meluncurkan ponsel kembar kelas menengah Redmi K20 dan K20 Pro di China.
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.