Penyebab Penumpang Bus AKAP dan AKDP Masih Sepi

Terminal Purabaya Surabaya mencatat penurunan penumpang bus AKAP dan AKDP hingga 82 persen. Sejak berakhirnya PSBB Surabaya penumpang hanya 18%.
Kepala Terminal Purabaya Surabaya Imam Hidayat. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya raya sudah berakhir. Namun, masih banyak masyarakat kurang meminati menggunakan transportasi umum seperti bus untuk beraktivitas. Hal itu dibuktikan dari data Terminal Purabaya Surabaya mengalami penurunan setelah masa PSBB berakhir ini.

Kepala Terminal Purabaya, Imam Hidayat mengatakan penurunan penumpang di wilayahnya ini mencapai 82 persen atau hanya 18 persen penumpang yang menaiki bus.

Tetap kalau ada Perwali dan peraturan baru kita sesuai protokol kesehatan dan aturan yang diberlakukan di terminal.

"Kalau yang AKAP (Angkutan Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) didata penumpangnya masih rata-rata 18 persen. Untuk busnya sendiri masih 48 persen. Kalau hanya 18 persen ke terminal kan naik bus kota engga ada orang," kata Imam saat dikonfirmasi Tagar di Terminal Purabaya Surabaya, Jumat, 17 Juli 2020.

Belum lagi, menurunya penumpang di Terminal Purabaya, wajib menunjukkan bukti surat hasil rapid test non reaktif. Serta pihak terminal juga menerapkan sejumlah protokol untuk penumpang yang naik bus kota.

Baca juga:

Namun sayangnya, Imam menyebut penumpang bus kota sangat minim. Bahkan banyak bus kota tidak beroperasi, karena masih takut untuk beraktivitas menggunakan transportasi ini.

"Tetap kalau ada Perwali dan peraturan baru kita sesuai protokol kesehatan dan aturan yang diberlakukan di terminal. Kalau di Terminal sebenarnya sudah diterapkan, tapi untuk bus kota penumpangnya ndak ada. Armadanya kadang jalan, kadang ndak jalan. Kalau penumpangnya tidak ada ya kadang engga jalan ke Surabaya," tutur dia.

Saat disinggung terkait aturan untuk penumpang bus dari luar kota yang masuk ke terminal, Imam menyebut selalu ada pemeriksaan suhu tubuh. Selain itu, penumpang diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan.

"Ya tetap kita periksa kesehatan, cuci tangan, pakai masker. Kita lihat surat sehatnya, kalau ada rapid test ya monggo. Tapi kebanyakan kalau penumpang pakai rapid test, ada juga yang engga," ujar dia.

Sedangkan untuk para sopir, kondektur hingga kernet, Imam menyebut pihaknya menerapkan aturan tegas. Sejak dulu, para kru bus diwajibkan membawa surat keterangan sehat, menggunakan masker, hingga mengendarai armada memiliki surat lengkap dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

"Untuk kru dari bus kita minta surat keterangan sehat, untuk pemeriksaan surat-surat ada surat sehat, surat armada sendiri harus lengkap dan masih berlaku," ucap dia.

Imam juga menyebut, pihaknya tak akan memberikan tindakan tegas kepada armada bus yang tak mematuhi aturan Terminal Purabaya. Bahkan ia mengaku sempat langsung meminta keluar bus yang tak patuh dan tak boleh mengangkut penumpang.

"Kemarin sempat ada yang engga pakai masker jalur Madura, saya suruh keluar. Engga saya kasih toleransi apapun alasannya," ucap Imam. [] 

Berita terkait
Poin Perubahan Perwali Tatanan Normal Baru Surabaya
Pemkot Surabaya melakukan perubahan Perwali sebelumnya dengan menambahkan beberapa poin baru seperti soal rapid test/swab dan jam malam.
Dinkes Surabaya Swab Test Ibu Hamil Jelang Lahiran
Pemkot Surabaya memberikan swab test gratis di usia kehamilan 37 minggu. Swab tets dilakukan untuk melindungi ibu hamil jelang lahiran.
Gugus Tugas Covid-19 Surabaya Tracing Tiga Media
Tracing dilakukan Gugus Tugas Covid-19 Surabaya setelah ditemukannya karyawan tiga media positif terpapar Covid-19.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu