Penyebab Ketua PGRI Jember Diperiksa Inspektorat

Ketua PGRI Jember Supriyono dipanggil Inspektorat karena unggahannya yang mengkritik Bupati tentang SK kenaikan pangkat guru.
Ketua PGRI Jember Supriyono usai memenuhi panggilan Inspektorat. (Foto: Tagar/Hermawan)

Jember – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jember, Supriyono diperiksa Inspektorat gara-gara memposting kritikan terhadap Bupati Jember dr Faida lewat akun facebook. Supriyono mengkritik tidak adanya SK Kenaikan Pangkat terhadap ribuan guru di Jember selama hampir lima tahun terakhir.

"Saya dipanggil terkait postingan di FB itu. Ini terkait dengan perjuangan PGRI, sehingga saya dipanggil bukan sebagai ASN, tetapi dalam kapasitas saya sebagai Ketua PGRI,” ujar Supriyono Selasa, 11 Agustus 2020.

Saya benarkan, memang itu postingan saya, open public kok.

Selama dua jam lebih, penyidik Inspektorat Pemkab Jember mengklarifikasi postingan Supriyono itu. 

“Saya benarkan, memang itu postingan saya, open public kok,” kata Supriono.

Baca juga:

Bupati Jember, dr Faida pada 3 Agustus 2020 kemudian menjawab kritikan itu dengan menerbitkan SK Kenaikan Pangkat untuk 1.624 ASN Pemkab Jember, 924 diantaranya adalah untuk guru. Namun klaim itu sempat dikritik oleh Supriyono lewat akun facebook-nya.

“Saya tergelitik ketika bupati menyatakan sudah tanda tangan seribu SK Kenaikan Pangkat untuk Guru. Dari saya pahami, ternyata itu bukan SK Kenaikan Pangkat, tetapi SK Penetapan Angka Kredit (PAK), jelas itu berbeda,” kata Supriyono.

Selain itu, SK tersebut ternyata bermasalah. Banyak diantaranya yang salah ketik, bahkan tidak sedikit yang justru turun pangkat. Namun, saat ini, kesalahan administrasi itu, menurut Supriyono sudah diperbaiki oleh pemkab. 

“Alhamdulillah, sudah diselesaikan oleh bupati. Sudah ada hampir seribu guru yang telah menerima SK Kenaikan Pangkat. Walaupun ada yang salah, tetapi setidaknya sudah cukup menyenangkan teman-teman guru,” ucap Supriyono.

Setelah diklarifikasi, Supriyono mengaku diminta untuk kembali hadir ke inspektorat dengan bukti-bukti atas kritikan yang ia sampaikan di media sosial itu. 

“Saya siap dipanggil kapan pun,” tutur Supriyono.

Atas pemanggilan itu, Supriyono mengaku tetap akan bersikap kritis kepada Pemkab. Namun, ia mengaku tidak bermaksud memusuhi Pemkab Jember. 

“Kalau ada yang benar, kita dukung. Jika memang ada kebijakan pemkab yang merugikan guru, ya kita kritik. Ini adalah konsekuensi yang harus saya tanggung atas amanah sebagai ketua PGRI,” kata Supriyono.

Supriyono juga menegaskan, tidak memiliki maksud politis atas kritikannya itu 

“Saya posting seperti itu dengan harapan untuk mendorong agar persoalan yang dihadapi guru itu bisa segera selesai. Jangan sampai tertunda-tunda,” tutur Supriyono.

Ia juga kembali menegaskan, PGRI sebagai organisasi profesi tetap independen, meski Jember akan menghadapi Pilkada pada 9 Desember 2020 mendatang. 

“PGRI tidak ke mana-mana, tetap netral,” ucap Supriyono.

Kepala Inspektorat Jember, Joko Santoso menolak dikonfirmasi saat ditemui sesaat sebelum Supriyono keluar dari ruang inspektorat. Namun Joko menolak berkomentar. 

“Maaf saya masih ada acara. Iya benar ada pemeriksaan Supriyono,” ucap Joko. []

Berita terkait
Alasan Partai di Jember Pemakzulan Bupati Faida
11 Partai politik di Jember membantah terus mendorong pemakzulan Bupati Jember Faida terkait Pilkada. Pemakzulan karena sederet masalah di Jember.
PKB Siapkan Lawan Faida di Pilkada Jember
Isu pemakzulan dr Faida membuat sejumlah partai menjauhi sang petahana. Sejumlah partai seperti PKB pun menyiapkan calon di Pilkada Jember.
Lima Rapor Merah Bupati Jember Mengatasi Covid-19
Meskipun alokasi anggaran penanganan Covid-19 Pemkab Jember lebih dari Rp 400 miliar, namun masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintah.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.