TAGAR.id, Jakarta - Lima belas pemain di Liga Premier Inggris gagal tes narkoba antara tahun 2015 dan 2020 dan tidak menghadapi larangan apa pun. Jumlahnya juga bisa lebih tinggi.
Dari 15, 12 kembali hasil positif untuk zat peningkat kinerja yang dilarang (doping), dan satu kasus masih diselidiki tanpa sanksi yang dijatuhkan.
Masalah narkoba sepak bola Inggris
Surat Kabar Inggris, The Mail, pada hari Minggu, 17 April 2022, telah melaporkan angka tersebut, dan mereka juga mencatat bahwa sebanyak 88 pesepakbola di Inggris gagal dalam tes doping antara tahun 2013 dan 2020.
Kasus-kasus yang menunjukkan penggunaan obat peningkat kinerja termasuk positif untuk amfetamin dan tiga untuk triamcinolone, zat yang digunakan Bradley Wiggins untuk mengobati demam sebelum kemenangan Tour de France-nya.
Ritalin dan penguat testosteron Human Chorionic Gonadotropin (HCG) ditemukan dalam kasus Liga Premier, yang terakhir adalah hormon yang sering disalahgunakan dalam bersepeda dan MMA, seperti dilaporkan The Mail.
Badan Anti-Doping Inggris (UKAD - The UK Anti-Doping Agency) menjelaskan bahwa tidak ada sanksi yang dijatuhkan karena tertelan secara tidak sengaja atau pemain memiliki Pembebasan Penggunaan Terapi.
Positif lainnya, meskipun tidak harus dari pemain Liga Premier yang diuji, menunjukkan penggunaan morfin, ganja dan kokain, di antara zat terlarang lain yang digunakan (marca.com/SAM). []
Moskow: Atlet Rusia di Olimpiade 2018 Netral
Program Indonesia Bugar Menpora Series 2021 Patut Ditiru
Menpora Rencanakan Laboratorium Anti Doping di Indonesia
Indonesia Tunjukkan Keseriusan 'Basmi' Doping ke WADA