Balige - Bukan sekadar ikon Kota Balige selaku ibu kota Kabupaten Toba Samosir, namun Dolok Tolong juga sudah menjadi ikon untuk kabupaten yang lahir pada tahun 1999 ini.
Lokasinya ada di Kecamatan Tampahan, persis di tepi jalan lintas Sumatera, Balige-Siborongborong atau sebelah barat daya Kota Balige.
Dolok Tolong adalah hutan pinus yang selama ini menjadi salah satu daerah tangkapan air Danau Toba, dan juga untuk para petani sawah yang ada di kaki bukit.
Juli 2018 lalu, setidaknya 50 hektare daerah Dolok Tolong terbakar hingga mengancam keberlangsungan pohon pinus yang tumbuh di sana.
Pantauan di lokasi pada Rabu 11 September 2019 siang, selain kerusakan akibat kebakaran, pohon pinus yang ada di Dolok Tolong juga sudah disadap untuk diambil getahnya.
Kalau itu tetap kita koordinasikan bagaimana supaya kawasan Dolok Tolong itu bisa tetap terjaga
Penyadapan pohon pinus ini juga tidak beraturan karena nyaris sekeliling batang pohon disadap, bahkan pohon berukuran kecil juga turut disadap.

Hal ini dikawatirkan akan mengancam keberlangsungan Dolok Tolong sebagai daerah tangkapan air. Sejak terjadinya kebakaran setahun lalu hingga saat ini pemerintah tidak kunjung melakukan upaya reboisasi.
Bupati Toba Samosir, Darwin Siagian yang dimintai tanggapan terkait kondisi Dolok Tolong yang kian kritis mengatakan bahwa keberadaan Dolok Tolong harus dijaga.
"Keberadaan Dolok Tolong harus dijaga karena ini merupakan aset kita," ujar Darwin.
Namun terkait soal pengambilan getah pinus di Dolok Tolong, Darwin mengaku bahwa itu adalah wewenang Pemprov Sumatera Utara karena kawasan Dolok Tolong merupakan hutan negara.
"Kalau itu tetap kita koordinasikan bagaimana supaya kawasan Dolok Tolong itu bisa tetap terjaga, dan kalau ada kerusakan sekarang di situ, ya kita harapkan pihak provinsi juga segera memperbaikinya," ujar Darwin.[]