Banda Aceh - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan penularan virus corona atau Covid-19 umumnya terjadi antarindividu secara langsung di Aceh.
"Selain penularan langsung antarpersonal dari percikan droplet atau aerosol, bisa juga melalui benda-benda yang tercemar (infeksius) dengan droplet orang pembawa virus," kata Saifullah kepada wartawan, Minggu, 11 Oktober 2020.
Karena itu, lanjutnya, kewajiban menjaga jarak dan menghindari kerumunan untuk menghindari transmisi droplet maupun aerosol antarpersonal.
Penggunaan masker bagi orang yang sudah terinfeksi (carer) supaya droplet maupun aerosol tak berhamburan ke lingkungan sekitar. Masker bagi yang sehat melindunginya dari droplet atau aerosol tersebut.
Menurut Saifullah, tak bisa dipungkiri masih banyak orang tidak pakai masker atau menggunakan masker namun pemakaiannya tidak benar, sehingga droplet-nya bisa mencemari benda-benda di sekitarnya.
Bila benda infeksius yang tercemar droplet itu disentuh seseorang, transmisi virus corona juga terjadi. Karena itu wajib mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir selama 20 detik, sesering mungkin, jelasnya.
Bisa juga melalui benda-benda yang tercemar (infeksius) dengan droplet orang pembawa virus.
“Upaya-upaya individu menjaga jarak, menghindari kerumunan, memakai masker, dan mencuci tangan memakai sabun, lebih efektif menekan angka penularan virus corona,” ujarnya.
Satgas Covid-19 Aceh terus memfasilitasi dan memotivasi Satgas Covid-19 kabupaten/kota untuk meningkatkan penelusuran kontak erat (tracing), melakukan swab untuk pemeriksaan RT-PCR (testing), dan merawat yang terinfeksi (treatment).
“Kombinasi gerakan 3T dan 3M itu merupakan bagian dari strategi penanggulangan Covid-19 yakni, menghentikan penularannya, dan pelayanan kesehatan yang optimal, dan meminimalkan dampak pandemi ini,” katanya. []