Penjual Bendera Musiman di Bantaeng, Tak Kenal Rugi

Bulan Juli dan Agustus menjadi ladang penghasilan untuk para pedagang bendera merah putih musiman di Bantaeng, omzetnya bisa sampai jutaan.
Sadaria, 38 tahun, penjual bendera dan aksesoris bernuansa merah putih jelang HUT RI di Bantaeng, saat ditemui, Senin 3 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Nuansa merah putih menghiasi satu sisi Jalan Lanto Daeng Passewang, Kelurahan Palantikang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, siang itu, Senin 3 Agustus 2020. Umbul-umbul dan berbagai ukuran bendera merah putih ada di situ.

Lokasi itu adalah tempat Sadaria, 38 tahun, berdagang umbul-umbul, bendera merah putih, serta bermacam aksesoris dengan nuansa hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Cuaca yang cukup terik tidak membuat Sadaria menyerah. Semangatnya untuk mengais rezeki dari menjual bendera serta aksesoris seperti semangat sang merah putih itu sendiri. 

Peluhnya yang mengalir, sesekali dilapnya menggunakan ujung lengan kanan baju yang dikenakannya. Hal itu dilakukannya berulang, setiap dirasakan ada peluh yang mulai membasahi dahinya.

Sadaria duduk di atas trotoar, di antara aksesoris yang dijualnya, berbatasan langsung dengan tembok dan kawat pembatas lapangan tenis, sambil menunggu pembeli yang singgah.

Beberapa pengendara terlihat singgah. Ada yang datang untuk sekadar   berbincang atau bertanya lalu pergi. Ada pula yang singgah dan membeli barang jualannya, lalu pulang membawa kantong plastik berisi barang belanjaan bernuansa merah putih.

Pekerjaan Musiman

Aksesoris bernuansa merah putih cukup laris saat bulan Agustus tiba, khususnya menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia. Biasanya para pedagang musiman seperti Sadaria memanfaatkan momen ini untuk berjualan di pinggir-pinggir jalan.

Dari beragam jenis aksesoris bernuansa merah putih yang dijualnya, bendera merah putih berukuran kecil dan aksesoris seperti gantungan kunci merah putih merupakan yang terlaris.

"Memang banyak yang cari karena kan mau HUT RI, jadi biasanya aksesoris bendera kecil itu laris, orang beli kadang untuk tempelkan di motor atau kaca mobil," kata Sadaria, seusai meladeni seorang pembeli bendera di lapaknya.

Cerita Penjual Bendera di Bantaeng 2Aksesoris berbentuk bendera merah putih berukuran kecil yang dijual oleh Sadaria, 38 tahun, di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Sadaria menyediakan beragam ukuran miniatur bendera merah putih. Mulai dari ukuran 5 x 10 sentimeter. Juga terdapat gantungan berbentuk ketupat kecil berwarna merah putih, sebesar kepalan tangan bayi. Aksesoris mini tersebut diharga Rp. 5000 sampai Rp.10.000 rupiah per buah.

Kata ibu dari dua anak ini, biasanya para pembeli menjadikan aksesoris yang dibeli sebagai gantungan kunci, mulai dari kunci motor, mobil dan gantungan ponsel.. Dalam sehari bisa puluhan hingga ratusan unit aksesoris berbagai bentuk bisa laris diuber pembeli.

Kalau tahun-tahun lalu bisa sampai ratusan saya jual karena kan banyak acara agustusan, sekarang karena corona tidak ada kegiatan, banyak pembeli tapi tidak sebanyak dulu.

Sementara, harga barang lain, seperti bendera besar dan umbul-umbul juga beragam, mulai dari Rp30 ribu hingga Rp350 ribu, tergantung ukuran dan bahan.

"Kalau bendera dan umbul-umbul, macam-macam juga, mulai harga Rp. 30.000 rupiah sampai Rp350 ribu saya jual," katanya.

Pekerjaan musiman yang rutin dilakukannya setiap tahun ini, kata Sadaria menjadi berkah untuk keluarganya. Penghasilan yang diperoleh lebih besar daripada penghasilan utamanya. Sehari-hari Sadaria dan suaminya berprofesi sebagai tukang sapu.

"Dalam sehari kadang saya dapat Rp500 ribu sampai Rp2 juta," ucap Sadaria lagi.

Usaha ini digelutinya sejak 11 tahun lalu. Setiap akhir bulan Juli, pemasok bendera dan aksesoris bernuansa merah putih langganannya selalu datang membawa beragam aksesoris dan pernak-pernik merah putih.

Biasanya Sadaria menjual mulai akhir Juli hingga pertengahan Agustus, tetapi jumlah pembeli pada bulan Agustus biasanya lebih banyak.

"Tahun ini saya menjual mulai tanggal 23 Juli kemarin, biasanya memang akhir bulan sudah datang ini barang. Itu saya jual sampai tanggal 16 Agustus," kata Sadaria

Selain omzet jutaan rupiah yang bisa diperolehnya dalam sehari, menjual barang tersebut juga tidak membuatnya rugi jika tidak ada pembeli. Karena bisa dikembalikan sewaktu-waktu kepada penyalur tanpa sepeser pun ganti rugi.

Cerita Penjual Bendera di Bantaeng 3Sadaria, 38 tahun, penjual bendera dan aksesoris bernuansa merah putih di Bantaeng, sedang melayani pembelinya, Senin, 3 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Semangat Kemerdekaan Tidak Luntur

Di Kabupaten Bantaeng, seluruh masyarakat Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan diminta untuk segera mengibarkan bendera merah putih sejak 1 Agustus 2020.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantaeng, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wawan Sumantri. Untuk menyambut meriah hari kemerdekaan RI meski kini di masa pandemi.

Ia mengimbau warga yang berada di wilayah hukum Polres Bantaeng untuk ikut serta mengibarkan bendera merah putih secara serentak selama satu bulan penuh.

"Momentum 17 Agustus yang diperingati setiap tahun menjadi kesempatan sangat baik untuk memupuk rasa patriotisme dan nasionalisme bagi nusa dan bangsa," kata Wawan, Kamis, 6 Agustus 2020.

Pengibaran bendera merah putih serentak terhitung mulai tanggal 1 hingga 31 Agustus 2020. Sebagai penggerak di masyarakat, seluruh polsek jajaran Polres Bantaeng menggerakkan Bhabinkamtibmas. 

Para Bhabinkamtibmas juga melakukan patroli bersama Babinsa dari lingkup Kodim 1410 Bantaeng mengajak warga mengibarkan bendera merah putih.

Masyarakat Kabupaten Bantaeng diminta untuk turut andil dalam memeriahkan peringatan ini. Kendati masih di masa pandemi, namun kondisi tersebut bukanlah penghalang untuk tetap menyemarakkan HUT RI.

Kapolres Bantaeng AKBP Wawan SumantriKepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantaeng AKBP Wawan Sumantri saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 6 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka).

"Dengan mengibarkan bendera merah putih di masing-masing rumah selama bulan Agustus, mari kita banjiri Merah Putih di seluruh wilayah Bantaeng,” ujar Kapolres Bantaeng

Tak lupa Wawan menegaskan bahwa HUT RI adalah hari bersejarah. Momentum tersebut merupakan wadah untuk melakukan refleksi perjuangan para pahlawan dan memaknai kemerdekaan yang dinikmati saat ini.

“Sebagai warga negara Indonesia yang baik kita di tidak boleh berdiam diri, karena hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ini merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia," katanya.

Sementara, Syahrir, 36 tahun, seorang warga Jalan Sungai Bialo Kelurahan Mallilingi Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng (Sulsel), menyatakan hal yang sama.

Riri, sapaan akrabnya, mengatakan, pandemi bukan penghalang untuk bereuforia dalam merayakan hari ulang tahun kemerdekaan RI.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini mengatakan bahwa pandemi tidak akan mengurangi semangat patriotisme seseorang. Justru momentum ini sangat tepat untuk meningkatkan silaturahim dan kebersamaan. Hanya saja perlu dilakukan dengan beberapa ketentuan-ketentuan sesuai dengan standar protokol kesehatan.

"Kalau yang dipikir ini masa pandemi lalu kita harus diam saya rasa bukan seperti itu esensinya. Justru kita harus berbuat sesuatu," kata Riri

Menurutnya semangat dalam merayakan ulang tahun kemerdekaan tidak melulu diekspresikan dengan kegiatan mewah dan mengundang keramaian. Dengan mengibarkan bendera di depan rumah masing-masing pun sudah merupakan wujud semangat.

"Kalau saya sendiri, cukup mengibarkan bendera di depan rumah dan berkumpul dengan sanak saudara, berbagi cerita perjuangan orang di masa lalu dan bagaimana kita berjuang untuk masa depan," ucap Riri. []

Baca juga:

Serunya KKN Pulang Kampung di Karo Sumatera Utara

Perjuangan Siswa di Simalungun untuk Belajar Daring

Berita terkait
Rasa dan Ketelitian Dalam Secangkir Kopi Bantaeng
Unuk mendapatkan rasa kopi yang nikmat, dibutuhkan perasaan dan ketelitian, khususnya dalam proses sangrai atau roasting dan penyeduhan.
Permainan Tradisional di Kedung Klinter Surabaya
Warga Kedung Klinter gang IV, Surabaya mengajak anak-anak warga untuk memainkan permainan tradisional setiap malam MInggu.
Mengingat Tajug Pejlagrahan Masjid Tertua di Cirebon
Masjid itu bernama Masjid Pejlagrahan, atau dikenal juga dengan nama Tajug Pejlagrahan. Lokasinya berada di Jalan Gambirlaya, Cirebon.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi