Penjelasan BMKG Soal Gempa di Sulawesi Utara

Gempa yang berguncang sebesar magnitudo (M) 6,2, telah mengguncang Laut Tahuna, Sulawesi Utara.
Seismograf alat pengukur gempa (Tagar/Twitter)

Jakarta - Gempa yang berguncang sebesar magnitudo (M) 6,2, telah mengguncang Laut Tahuna, Sulawesi Utara. Gempa ini disinyalir berjenis dangkal dan tidak berpotensi tsunami.

Gempa tersebut terjadi karena subduksi Cotabato, yang terjadi pada pukul 06.21 WIB. Dengan memiliki titik koordinat gempa pada 5,21 Lintang Utara dan 125,43 Bujur Timur ini, pusat gempa terdapat di kedalaman 10 km.

Dilaporkan gempa tersebut berada pada 177 km barat laut Tahuna-Kepulauan Sangihe, Sulut. Perkiraan skala gempa pada MMI II-III, yang berarti getaran tersebut terasa dan getaran tersebut terasa hanya getaran kecil seperti lantai bergetar saja. Ditambah benda yang tergantung sudah bergoyang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa, gempa tersebut terjadi karena aktisfias subduksi Cotabato. Pihaknya juga menjelaskan, jenis gempa ini merupakan jenis gempa dangkal.

Hingga hari Rabu, 16 Desember 2020 pukul 06.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas subduksi Cotabato, Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujar Kepala Pusat Gempa buki dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono yang diterima Tagar, Rabu 16 Desember 2020.

BMKG memastikan bahwa, gempa yang terjadi masih dalam kategori aman. Maka dengan masuk kategori aman, menjadikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

“Tidak berpotensi tsunami,” tulis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ditulis pada media sosial via Akun Twitter resmi @infobmkg. Rabu 16 Desember.

Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menyatakan bahwa, belum terlihat akan adanya aktivitas gempa susulan yang terjadi.

“Hingga hari Rabu, 16 Desember 2020 pukul 06.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” tambahnya.

Rahmat menyarankan kepada masyarakat, agar memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal kuat dan tahan dari getaran gempa bumi. Hal tersebut dia imbau untuk menghindari bangunan yag retak atau rusak akibat gempa bumi, bertujuan jika kembali rumah maka hunian tetap aman untuk ditinggali. [] (Farras Prima Nugraha)

Baca juga:

Berita terkait
Gempa Tektonik Guncang Banda Aceh, BMKG Beri Penjelasan
Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo (M) 5,0 menguncang Wilayah Banda Aceh, Aceh, Sabtu, 5 Desember 2020.
BMKG Raih Dua Penghargaan di Ajang GSM Awards 2020
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berhasil memboyong dua penghargaan di ajang GSM Award 2020.
Penjelasan BMKG Kemunculan Awan Cincin Gegerkan Kediri
Fenomena kemunculan awan mirip cincin di langit Kota Kediri Jawa Timur menjadi perhatian warga. Ini penjelasan BMKG
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.