Penjelasan Anies Baswedan Gusur Kuliner era Ahok

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan informasi revitalisasi Monas dengan judul ‘Wajah Baru Monas’ yang menggusur kawasan era Ahok.
Gubernur DKI Anies Baswedan di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 11 Desember 2019. (Foto: Tagar/Edy S)

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar detail terkait pemindahan kawasan kuliner Lenggang Jakarta di Monumen Nasional (Monas). Menurutnya, penggusuran kawasan yang diresmikan Gubernur DKI terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, itu diperlukan penjelasan khusus.

“Nanti saja itu, ada penjelasan khusus,” ujar Anies Baswedan ketika ditanya wartawan usai meluncurkan operasi pasar di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Minggu, 9 Februari 2020.

Sebelumnya, Anies Baswedan membagikan informasi revitalisasi Monas di media sosialnya dengan judul ‘Wajah Baru Monas’, Sabtu, 8 Januari 2020. 

Baca juga: Anies Baswedan Balas PSI Soal Hubungan DKI dan Pusat

Komisi Pengarah (Kawasan Medan Merdeka) bahkan mengapresiasi karena yang terjadi adalah penambahan ruang terbuka hijau di kawasan Monas.

Dia membandingkan kawasan Monas saat ini dengan gambaran pasca-revitalisasi. Anies memastikan area hijau di kawasan cagar budaya itu akan bertambah dari 56 persen saat ini menjadi 64 persen. 

Salah satu caranya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mesti menggusur Lenggang Jakarta di barat daya dan menghijaukan tempat itu dengan tanaman.

“Sebagian pohon yang terimbas revitalisasi, dipindahkan dan ditanam kembali untuk menghijaukan sisi barat daya,” ujarnya.

Hanya saja, dia belum mengungkapkan alasan mengapa harus mengorbankan Langgeng Monas yang dibangun Ahok empat tahun lalu itu. Pedagang setempat juga meminta jalan keluar soal nasib mereka setelah nantinya lapak mereka tergusur.

Baca juga: Anies Harap Warga Ucapkan: Untung Tinggal di Jakarta

Revitalisasi MonasProyek revitalisasi Monas. (foto: Tagar/Edy Syarif).

Penanaman pohon baru itu dilakukan sebagai kompensasi 191 pohon yang telah ditebang untuk memuluskan revitalisasi. 

Area revitalisasi yang sebelumnya merupakan kawasan hijau akan diubah menjadi lahan keras dengan membangun plaza yang disertai kolam seluas lapangan sepak bola di area bersejarah tersebut.

“Komisi Pengarah (Kawasan Medan Merdeka) bahkan mengapresiasi karena yang terjadi adalah penambahan ruang terbuka hijau di kawasan Monas,” ujar Anies usai bertemu Komisi Pengarah di Sekretariat Negara, Rabu, 5 Januari 2020.

Meski mendapatkan restu dari Komisi Pengarah untuk melanjutkan revitalisasi, Anies belum mengungkapkan ke publik nasib 191 bekas pohon di Monas yang telah ditebang. 

Pantauan Tagar di kawasan revitalisasi Monas, pada Selasa, 4 Februari 2020, Pemprov DKI mulai membawa pohon baru sejak 3 Februari 2020 sebagai pengganti pohon lama.

“Itu pohon baru semua,” kata Kepala Seksi Pelayanan Unit Pengelola Monas, Irfal Guci, kepada Tagar.

Pemprov DKI, kata Anies Baswedan, akan mengganti tiga kali lipat dari 191 pohon yang ditebang dan 85 pohon yang dipindahkan. Sebagian dari pohon-pohon pengganti itu akan ditanam di kawasan yang saat ini para pedagang Lenggang Jakarta menjajakan masakannya. []

Berita terkait
Soal Pohon Monas, Anies Baswedan Lempar Tangan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lempar tangan ketika dimintai penjelasan mengenai nasib 191 pohon yang ditebang di kawasan Monas.
Anies Baswedan Klaim Revitalisasi Monas Berlanjut
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sangat yakin proyek revitalisasi Monumen Nasional (Monas) bakal berlanjut tanpa kendala.
Pajak Masuk DKI Tapi Anies Baswedan Ogah Urus Banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ogah urus banjir di underpass Gandhi, Kemayoran, meski pajak di wilayah itu masuk ke Pemrov DKI.