Pengamat Sebut Belajar Daring Belum Efektif

Penerapan pembelajaran dari rumah belum efektif dalam pembentukan karakter siswa.
Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Padang, Dr Fitri Arsih. (Foto: Tagar/Dok. Pribadi)

Padang - Proses belajar dari rumah bagi para peserta didik selama pandemi Covid-19 dinilai tidak berjalan efektif sepenuhnya. Terutama dalam pembentukan karakter atau etika para siswa.

Pendidikan itu tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan semata namun juga penting dalam mendidik sikap.

Hal itu dinyatakan Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Padang, Fitri Arsih. Menurutnya, belajar dari rumah khususnya di Indonesia merupakan hal yang baru bagi siswa maupun bagi tenaga pengajar.

Peserta didik dituntut bisa beradaptasi dengan pola baru tersebut, sementara bagi guru yang biasanya mengajar dengan tatap muka harus menggali lebih dalam kemampuan dan keterampilannya dalam merancang pembelajaran secara online.

"Belajar online saya rasa efektif, karena mereka dapat terus belajar tanpa harus datang ke sekolah sehingga dapat terhindar dari paparan virus Covid-19," katanya kepada Tagar, Rabu, 22 Juli 2020.

Namun demikian, proses belajar secara online dinilai hanya fokus pada pengembangan pembelajaran pada ranah pengetahuan (kognitif). Sementara pada pengembangan sikap (afektif) dan keterampilan belum bisa dikembangkan secara optimal.

"Pendidikan itu tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan semata namun juga penting dalam mendidik sikap, prilaku dan mental siswa. Hal ini diperoleh dalam pembelajaran tatap muka, seberapa majunya zaman itu dan canggihnya teknologi dari masa ke masa," katanya.

Pembelajaran secara online, kata Fitri belum efektif dilakukan pada jenjang pendidikan dasar, seperti pada pendidikan anak usia dini, TK, dan SD kelas rendah (kelas 1-3). Selain itu, jika dilihat dari aspek ekonomi tidak semua orang tua memiliki kemampuan untuk membeli dan menyediakan perangkat ini untuk anaknya dalam belajar.

"Apalagi dalam kondisi pandemi yang sebagaian besar orang tua memgalami penurunan pendapatan atau penghasilan bahkan ada yang di rumahkan," katanya.

Fitri juga menekankan bahwa yang paling utama yang harus dilakukan pada saat ini adalah seluruh masyarakat harus bersatu dalam memutus penyebaran virus ini agar keadaan akan aman untuk melakukan pembelajaran seperti masa sebelum pandemi.

"Setiap anak butuh interaksi dan bersosialisasi dan itu dapat dilakukan pada pembelajaran tatap muka , bertemu dengan guru, bertemu dengan teman di sekolah," katanya.

Terpisah, Pakar Kesehatan dari Universitas Andalas Mohammad Reza mengatakan, sekolah pada zona kuning dan merah belum bisa dilaksanakan dengan penerapan protokol jaga jarak dan masker pada dunia pendidikan. Artinya, pendidikan di sekolah belum bisa dilaksanakan dengan tatap muka.

"Hal ini disebabkan peserta didik belum dewasa, bahkan seorang mahasiswa pun tidak bisa mematuhi protokol kesehatan mengingat usia mereka yg belum memungkinkan untuk bijak menaati protokol Covid-19," katanya.

Selain itu, Reza menjelaskan juga bahwa faktor yang mempengaruhi sekolah belum bisa melaksanakan tatap muka karena peserta didik bisa melakukan kontak dengan jarak yang dekat dengan sesama peserta didik di sekolah dan guru.

"Sangat di sarankan di masa pandemi ini untuk tidak melakukan kontak fisik lebih dari satu jam diruang tertutup," tuturnya. []



Berita terkait
Tujuh Terpidana Korupsi di Sumbar Masih Buron
Tujuh terpidana korupsi di Sumatera Barat diburu jaksa.
Positif Corona di Sumbar Bertambah 8 Orang
Delapan warga Sumatera Barat kembali terpapar Covid-19.
Alasan Gubernur Sumbar Batasi Penonton MTQ Nasional
Pelaksanaan MTQ Nasional 2020 akan berlangsung di Sumatera Barat. Jumlah penonton akan dibatasi.