Pengamat Pasar Modal Dukung Telkomsel IPO

Pengamat pasar modal Siswa Rizali mendukung langkah Telkomsel jika benar-benar bisa melantai di bursa saham dalam negeri.
Telkomsel. (Foto: Instagram/@telkomsel)

Jakarta - Pengamat pasar modal Siswa Rizali mendukung langkah PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) jika benar-benar bisa melantai di bursa saham dalam negeri. Menurut dia upaya strategis tersebut dapat membuat valuasi perusahaan meningkat dibandingkan sebelumnya.

"Nilai Telkomsel bisa meningkat, karena valuasi publik biasanya lebih premium dari pada private," ujar Siswa Rizali kepada Tagar Jumat, 21 Februari 2020.

Rizal menambahkan aspek positif lain yang didapat oleh perusahaan jasa telekomunikasi tersebut adalah semakin terbukanya transparansi di tubuh perusahan. Sebab, partisipasi khalayak dalam organisasi perusahaan bisa mendorong prinsip-prinsip good corporate governance.

"Ini bisa dilihat dari contoh sebelumnya, dimana perusahaan-perusahaan BUMN banyak yang sukses setelah go public, seperti di antaranya BRI, Bank Mandiri, BNI, dan Semen Indonesia," kata dia.

Untuk itu, dia menilai sudah saatnya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk memberikan karpet merah kepada entitas anak usahanya itu agar bisa listing di bursa saham. Adapun, cara terbaik untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui initial public offering atau IPO.

"Ini bisa dilakukan setelah melakukan kajian apa bisa memperkuat fundamental Telkomsel juga? Kemudian dari sisi valuasi bagaimana, menarik atau tidak?" tuturnya.

Sebagai informasi, nama Telkomsel santer diberitakan akhir-akhir ini lantaran Menteri BUMN Erick Thohir menyindir PT Telkom Indonesia Tbk yang dinilai kurang agresif dalam memacu kinerja dibandingkan dengan anak usahanya itu.

Terbaru, taipan pemilik Mahaka Grup itu 'menyentil' Telkom yang belum dapat mentransformasikan diri sesuai dengan perkembangan bisnis era digital saat ini.

Padahal menurut Erick, Telkom memiliki kekuatan jaringan dan database yang luar biasa yang bisa dikelola untuk ketahanan ekonomi nasional, misalnya komputasi awan (cloud computing) dan big data.

"Sayang sekali database atau jaringan diambil asing, database adalah the new oil karena dengan data orang bisa prediksi kapan orang mau beli baju merah atau model baju tertentu," ucap Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020.

Saat ini, PT Telekomunikasi Seluler dimiliki oleh PT Telkom sebagai pemegang saham pengendali dengan 65 persen. Adapun, 35 persen lainnya dikuasi oleh Singapore Telecommunications (Singtel). []

Berita terkait
Sentil Telkom, Erick: Sayang Database Diambil Asing
Menteri BUMN Erick Thohir menyayangkan PT Telkom Indonesia Tbk yang belum dapat mentransformasikan diri sesuai dengan perkembangan bisnis era ini.
Telkom Indonesia dan Pertamina Disentil Wamen Budi
Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin menyentil dua perseroan pelat merah Telkom Indonesia dan Pertamina yang pendapatannya mendatar.
Telkomsel Tanggapi Menkominfo Soal Jaringan Seluler
Telkomsel akan melakukan pengalihan jaringan 2G dan 3G ke 4G.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.