Pengamat: KPK dan BPK Punya Tanggung Jawab Ungkap Anggaran Formula E

Trubus menyayangkan proses penyelidikan kasus dugaan korupsi Formula E yang digarap oleh KPK terlalu lama sehingga publik pun bertanya-tanya.
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah. (Foto: Tagar/Instagram/@berita168)

Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah angkat suara perihal adanya pembengkakan anggaran pembangunan sirkuit Formula E menjadi Rp 60 miliar.

Pasalnya, besaran biaya ini lebih besar Rp 10 miliar dari harga perkiraan sendiri (HPS) atau nilai kontrak pada saat proyek sirkuit Formula E ini dilelang yaknis Rp 50,15 miliar.

Trubus menilai pembengkakan anggaran tersebut menjadi tanggung jawab Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengungkapnya.

"Harusnya itu menjadi tanggung jawab KPK dan BPK. Harusnya diungkap. Karena bagaimana pun juga masalahnya kan dalam hal ini JakPro itu kan BUMD, dari rakyat. Jadi KPK mesti menelisik benarkah itu?," tegas Trubus pada Rabu, 23 Maret 2022.

Menurutnya, ada dua hal yang harus dipenuhi dari persoalan tersebut yakni pertama, transparansi dan kedua adalah akuntabilitas publik. 

"Misalnya penambahan itu dalam rangka apa? Karena sebelumnya dalam tender kan sudah dirancang, direncanakan (anggarannya). Kalau misalkan ada penambahan atau pengurangan kan berarti itu resiko kontraktor," katanya.

"Soal akuntabilitas publik, kalau itu anggaran dari APBD maka harus ada pertanggungjawaban publiknya. Kalau misalnya anggaran bukan dari APBD, ya ditelusuri dulu, dilihat asal usul anggaran itu," jelasnya lagi.

Oleh karenanya, KPK dan BPK harus melihat masalah itu secara gamblang agar penambahan anggaran bisa dipertanggungjawabkan. Trubus juga menuding bahwa konsep pembangunan sirkuit seperti plin plan.

"Katanya dari sementara, sekarang jadi permanen. Kalau misalnya permanen bagaimana itu? Jadi publik sendiri masih menyoroti, melihat persoalan ini maunya segera selesai. Kalau misalnya ada penambahan-penambahan terus nanti berapa lagi? Jadi harus ada pertanggungjawaban publik," beber Trubus.

Trubus menyayangkan proses penyelidikan kasus dugaan korupsi Formula E yang digarap oleh KPK terlalu lama sehingga publik pun bertanya-tanya.

"Publik bertanya-tanya kenapa lama sekali? Ada apa?. KPK harus memberikan kepastian supaya masyarakat tenang, nggak bingung. Masalahnya kan belum ada penjelasan dari KPK, berapa orang yang sudah dipanggil, dan hasil penyelidikannya seperti apa. Harusnya ada laporan progress report-nya. Jadi saya mendorong KPK untuk mempercepat penyelidikan itu," pungkasnya.[]

Baca Juga:

Anak Mantan Bupati Sidoarjo tidak Bersedia Diperiksa KPK

Top! Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Gandeng KPK, Ini Tujuannya

Prasetyo Edi Marsudi Siap Bantu KPK Soal Polemik Formula E

Berita terkait
Bersamaan Pemeriksaan Ketua DPRD DKI, Satgas Pemburu Koruptor Gelar Aksi Tangkap Tuyul Garong Duit Rakyat Formula E
Mereka mendesak KPK untuk lebih serius menangani dugaan korupsi Formula E. Salah satunya KPK segera meminta Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Rekomendasi Robot Trading Forex Terbaik
Produk-produk ini umumnya sangat cocok digunakan baik untuk trader pemula maupun berpengalaman.
Forum Komunikasi Majelis Taklim Indonesia Minta LaNyalla Jadi Dewan Penasehat
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, diminta menjadi Penasehat Forum Komunikasi Majelis Taklim Indonesia (FKMTI). Simak ulasannya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.