Pengamat ke Satgas Covid-19: Tak Perlu Bicara Angka lah!

Pengamat politik Nasional Adib Miftahul sentil tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, yang dipimpin Doni Monardo selaku Ketua.
Ilustrasi Corona (Foto: Pixabay)

Jakarta - Pengamat politik Nasional Adib Miftahul sentil tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, yang dipimpin Doni Monardo selaku Ketua. Adib meminta supaya Satgas tidak hanya berbicara angka dalam penanganan virus corona.

Dia mengatakan, sebaiknya Doni Monardo cs berbicara bagaimana cara untuk menekan lajunya penularan Covid-19, bukan hanya membicarakan angka penanganan pasien corona.

Menurut saya tidak perlu bicara angka lah. Lebih baik bicara sejauh mana Covid itu bisa ditekan, itu lebih fair

"Kalau ada klaim dari pemerintah atau gugus tugas mengatakan bahwa penanganan lebih tinggi dari saran WHO, menurut saya tidak perlu bicara angka lah. Lebih baik bicara sejauh mana Covid itu bisa ditekan, itu lebih fair," kata Adib dihubungi Tagar, Jumat, 23 Oktober 2020.

Menurutnya, dalam situasi seperti ini, melakukan penanganan konsentrasi di negeri sendiri jauh lebih baik ketimbang membuat perbandingan penanganan Covid-19 terhadap negara-negara lain.

Adib menyebut, kritikan yang datang dari berbagai pihak harusnya bisa dijadikan pelecut oleh tim Satgas Covid-19, bukan malah melakukan pembelaan diri dengan membandingkan capaiannya terhadap negara lain.

Selain itu, Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) ini menegaskan, sajian data yang kerap diutarakan Satgas tidak mengalami penekanan yang begitu banyak.

"Parameternya adalah sajian-sajian data covid yang setiap hari menurut saya tidak ada penekanan yang begitu banyak. Ini salah satu yang saya bilang tidak maksimal," ucap Adib.

Sebelumnya, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut bahwa pemerintah terus berusaha meningkatkan kapasitas dan jumlah pemeriksaan (testing) Covid-19.

Menurut Wiku, hal itu bertujuan supaya dapat mencapai target rekomendasi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), yang mengatakan rekomendasi tersebut 1 : 1000 penduduk per minggu.

Wiku menjelaskan, dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia sebesar 267 juta jiwa, maka target WHO adalah pemeriksaan PCR Covid-19 kepada 267 ribu orang per minggu.

"Perkembangan pemeriksaan Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di minggu ketiga Oktober ini, kita telah berhasil mencapai 82,51% dari target WHO. Kita harus mengapresiasi semua pihak, hanya dalam beberapa bulan saja sudah berhasil mendekati target WHO," kata Wiku dalam keterangan pers yang disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 Oktober 2020.

Kendati demikian, dia mengakui bahwasanya masih banyak kendala-kendala di lapangan, mulai dari distribusi alat-alat penunjang seperti reagen, mesin PCR dan alat habis pakai yang mempengaruhi kapasitas sebuah laboratorium dalam melakukan pemeriksaan Covid-19.

"Mohon seluruh Pemerintah Daerah untuk segera berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan maupun Satgas Covid-19 apabila membutuhkan bantuan dalam penanganan Covid-19," tutur Wiku.[]

Berita terkait
Satgas Akui Banyak Kendala Melakukan Pemeriksaan Covid-19
Satgas Covid-19 mengaku bahwasanya masih banyak kendala-kendala di lapangan yang mempengaruhi kapasitas laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19.
Airlangga: Zona Merah Dapat Prioritas Vaksin Covid-19
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah akan memprioritaskan pemberian vaksin untuk masyarakat di daerah berstatus zona merah.
Satgas Minta Masyarakat Tak Berspekulasi Soal Vaksin Corona
Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak berspekulasi terkait uji klinis, serta informasi harga vaksin Covid-19 lantaran banyaknya berita bohong.