Pengamat: Badai Menimpa Pasar Modal Hanya Sementara

Anggota Komite Investasi Badan Pengelola Keuangan Haji, Siswa Rizali menyebutkan, badai yang menghantam pasar modal di Indonesia hanya sementara.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad ketika melakukan dialog dengan pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Rabu (4/7). Kunjungan kerja tersebut untuk meninjau pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) secara langsung serta melakukan dialog dengan pelaku pasar modal. (Foto: Ant/Wahyu Putro A)



Mataram - Anggota Komite Investasi Badan Pengelola Keuangan  Haji, Siswa Rizali mengatakan badai yang menghantam pasar modal di Indonesia hanya berlangsung sementara. Hal itu disampaikan Siswa menanggapi cuitan eks Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio yang mengatakan industri pasar modal sebagai sinyal perekonomian nasional tengah mengalami cobaan berat di masa pandemi Covid-19.

Sebelum berbicara kemungkinan risiko terburuk pasar modal, Siswa menyarankan untuk terlebih dahulu memahami mayoritas sumber pembiayaan perusahaan di Indonesia, apakah pasar saham, pasar obligasi, kredit perbankan, atau kredit informal (antar produser dan antar distributor). Sebagian perusahaan besar, pembiayaan terbesar dari kegiatan ekonomi berasal dari bank, obligasi, dan kredit antar pelaku ekonomi.

"Untuk usaha kecil/mikro, paling besar pembiayaan dari modal sendiri dan pinjaman antar pengusaha kecil/mikro. Misal, si distributor dipercaya jual barang, dengan bayar DP 30% ke produser (jadi yang menanggung modal produser, dan si distributor dapat pinjaman informal). Ini yang sepertinya pengamat sering salah paham," ujar Siswa yang juga Anggota Komite Investasi Badan Pengelola Keuangan Haji kepada Tagar, Jumat, 10 Juli 2020.

IHSG seperti kembali ke awal 2013, seakan-akan lima  tahun terakhir ekonomi tidak tumbuh. Faktanya, dalam periode 2014-2019 ekonomi tumbuh rata-rata 5% per tahun.

Baca Juga: Asik, SRO Beri Stimulus ke Stakeholders Pasar Modal 

Menurutnya,  pasar saham masih jauh di bawah pembiayaan obligasi dan kredit perbankan. Selain itu, Siswa juga mempertanyakan akurasi sinyal dari bursa. Menurutnya, volatilitas bursa jauh lebih tinggi daripada dinamika ekonomi. "Tahun 2008, bursa mengalami koreksi 50% lebi, namun ekonomi tetap tumbuh sekitar 6%.  Sejalan melambatnya kegiatan sektor riil yang tumbuh 4,5% di 2009, bursa saham malah naik sekitar  90%," ucapnya.

Di masa pandemi, Siswa mengasumsikan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini mirip dengan yang terjadi pada 2013 lalu. "IHSG seperti kembali ke awal 2013, seakan-akan lima  tahun terakhir ekonomi tidak tumbuh. Faktanya, dalam periode 2014-2019 ekonomi tumbuh rata-rata 5% per tahun," ucapnya.

Kondisi ekonomi sekarang memang tidak mudah dan bisa lebih berat, tapi prospek ekonomi Indonesia ke depan sangat baik.

Berita bei-resmikan-dua-saham-perdana-1Direktur Utama PT Integra Indocabinet Tbk Halim Rusli (ketiga kanan), didampingi Direktur Marketing Widjaja Karli (kedua kanan) dan Komisaris Independen Heri Sunaryadi (kanan), menerima cenderamata dari Direktur Perdagangan & Pengaturan Anggota PT Bursa Efek Indonesia Alpino Kianjaya (kedua kiri), disaksikan Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kiri), usai pencatatan saham perdana Integra di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/6) PT Integra Indocabinet Tbk produsen produk kayu terintegrasi, melepas saham kepada publik sebanyak 1.250.000.000 (satu miliar dua ratus lima puluh juta) lembar saham atau 20,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. (Foto: Ant/HO/Gunawan)

Kendati, kondisi ekonomi Indonesia terlihat buruk pada Q2 (triwulan kedua) dan Q3 tahun 2020, dan bahkan bisa menjadi lebih buruk apabila wabah pandemi masih belum terkendali,  Siswa percaya situasi buruk tersebut hanya akan berlangsung setidaknya selama dua tahun ke depan. Selanjutnya, dengan sumber daya alam yang melimpah, penduduk yang terus tumbuh, serta potensi investasi luar negeri, diyakini ekonomi nasional akan tumbuh, dan investasi saham menjadi peluang terbaik untuk saat ini.

Dengan valuasi yang murah, struktural ekonomi baik, leverage ekonomi rendah, maka stagnasi ekonomi akibat wabah covid ini akan bersifat sementara. Gambarannya seperti ini, setiap setelah krisis, dari tahun 1965, perlambatan 1980an, krisis 1998, krisis finansial global 2008,  namun ekonomi Indonesia tetap pulih dan kembali tumbuh. "Jadi, pandemi sekarang pun akan berlalu. Kata orang tua; these too will pass," tutur Siswa. 

Siswa menekankan,  bursa sebenarnya hanya berperan untuk segelintir kalangan. Beberapa perusahaan tetap bisa beroperasi meski bursa ditutup. Untuk itu, fokus perhatian sebaiknya lebih kepada kondisi riil perekonomian nasional yang menjadi landasan bagi bursa untuk dapat bergerak. "Kondisi ekonomi sekarang memang tidak mudah dan bisa lebih berat, tapi prospek ekonomi Indonesia ke depan sangat baik," ucapnya. 

Tito Sulistio Sebut Frogish

Sebelumnya, Eks Dirut BEI Tito Sulistio melalui akun instagramnya meminta para pemodal untuk bersiap menghadapi ketidakpastian kondisi pasar saham selama masa pandemi Covid-19. Ia menyebutkan kondisi saat ini dengan istilah "Frogish".

"Kini lahir Frogish, pasar yang harga sahamnya berloncatan tak terkendali. Ada ketidakpastian 'confident' terhadap pasar. Ketidakpastian yang membuat pemodal berpikir/ bertindak jangka pendek. Pemodal akan cepat 'take profit' atau 'cut loss'. Pemodal harus lebih konsenterasi menghadapi pergerakan pasar," ujar Tito melalu akun instagramnya, Kamis, 2 Juli 2020.

Atas situasi tersebut, Tito berharap para pelaku dan pengatur di pasar modal mampu menghadapai kondisi tersebut, agar industri pasar modal dapat tetap bergerak dan memberi sinyal positif terhadap perekonomian nasional. "Industri pasar modal selalu menjadi sinyal perekonomian nasional. Saat ini panasnya api, dinginnya es, goyangnya gempa membuat industri pasar modal Indonesia penuh ketidakpastian," ucapnya

Baca Juga: Ada Corona, BEI Optimistis Pasar Modal Tetap Tumbuh

"Ya Allah, ketidakpastian ini berdampak sistemik ke tatakelola industri finansial lainnya, baik perbankan maupun asuransi, pada akhirnya bisa melemahkan daya beli masyarakat," lanjutnya. []

Berita terkait
COVID-19 ke Indonesia, Menkeu Intervensi Pasar Modal
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan mengantipasi dampak penyebaran virus corona atau COVID-19 terhadap perekonomian.
Pengamat Pasar Modal Dukung Telkomsel IPO
Pengamat pasar modal Siswa Rizali mendukung langkah Telkomsel jika benar-benar bisa melantai di bursa saham dalam negeri.
Kabinet Baru Diharapkan Dukung Pengembangan Pasar Modal
Pelaku bursa berharap Kabinet Indonesia Maju dapat mendukung kemajuan dan pengembangan pasar modal sehingga makin banyak perusahaan go public
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.