Pengadilan Korea Selatan Bebaskan Bos Samsung

Pengadilan mengatakan pihaknya “tidak menemukan niat untuk merugikan pemegang saham” melalui merger tersebut
Pimpinan Samsung Electronics, Lee Jae-yong (kanan), meninggalkan Pengadilan Distrik Pusat Seoul di Seoul, Korea Selatan, seusai menerima putusan atas kasus merger tahun 2015 yang kontroversial, 5 Februari 2024. (Foto: voaindonesia.com/Jung Yeon-je/AFP)

TAGAR.id, Seoul, Korsel – Pengadilan Korea Selatan (Korsel), Senin (5/2/2024) membebaskan pimpinan Samsung Electronics, Lee Jae-yong, dari serangkaian tuduhan kejahatan terkait merger kontroversial pada 2015, hal ini dikatakan oleh pengacara Lee.

Kantor Berita Korsel, Yonhap, melaporkan bahwa pengadilan mengatakan pihaknya “tidak menemukan niat untuk merugikan pemegang saham” melalui merger tersebut, yang menurut para kritikus merupakan langkah buruk dan dilakukan, sebagian besar, untuk memastikan kelancaran perpindahan kekuasaan dari generasi ketiga kepada Lee, keturunan keluarga pendiri Samsung.

“Memperkuat kendali Lee dan memastikan suksesinya, bukanlah satu-satunya tujuan merger,” papar pengadilan dalam keputusannya, menurut kantor berita Yonhap, yang juga menambahkan bahwa “tidak ada validasi untuk membuktikan dakwaan penuntutan.”

Putusan dari Pengadilan Distrik Pusat Seoul membebaskan Lee dari sejumlah tuduhan, termasuk kecurangan harga saham, pelanggaran kepercayaan dan penipuan akuntansi, dalam merger tahun 2015 antara Samsung C&T – sebuah perusahaan konstruksi dan teknik – dan Cheil Industries.

“Putusan hari ini memperjelas, bahwa merger tersebut sah. Kami dengan tulus berterima kasih kepada pengadilan atas keputusannya yang bijaksana,” kata pengacara Lee dalam sebuah pernyataan singkat.

Logo Samsung Electronics di KorselFOTO FILE: Logo Samsung Electronics di kantor pusat Samsung Electronics di Suwon, Korea Selatan, 13 Juni 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Kim Hong-Ji)

Kritikus berpendapat bahwa pengambilalihan pada 2015 dengan sengaja menurunkan harga saham perusahaan konstruksi tersebut, sehingga dampaknya tidak adil bagi pemegang sahamnya.

Lee, yang telah menjalani hukuman penjara karena kasus penipuan dan penggelapan tingkat tinggi, saat ini menjabat sebagai ketua eksekutif Samsung Electronics, perusahaan paling bersinar di grup Samsung yang besar.

Dalam kesepakatan tersebut, tiga saham Samsung C&T ditawarkan untuk satu saham Cheil, sebuah transaksi yang diklaim oleh jaksa telah “merusak fundamental pasar”, menurut laporan Yonhap sebelumnya.

Dalam proses merger “berbagai tindakan ilegal dilakukan demi kelancaran suksesi pimpinan grup bisnis tersebut”, kata jaksa penuntut dalam argumen penutupnya pada November, dan menuntut hukuman lima tahun penjara.

“Sebuah struktur, di mana kelompok pemilik perusahaan diizinkan untuk mengejar kepentingan pribadi adalah penyebab terbesar memburuknya apa yang disebut sebagai diskon Korea,” kata jaksa penuntut, mengacu pada anggapan bahwa dunia usaha Korea Selatan secara global dinilai terlalu rendah.

Seorang pengamat mengatakan kepada Kantor Berita AFP, bahwa dia “terkejut” dengan keputusan pengadilan yang membebaskan Lee, dan mengatakan bahwa Lee telah diberi “kebebasan”.

“Pengadilan tampaknya mendasarkan keputusannya atas dasar bahwa, beberapa bukti yang memberatkan Lee dikumpulkan tanpa proses hukum,” kata Oh Se-hyung, direktur kelompok sipil Koalisi Warga Negara untuk Keadilan Ekonomi.

“Tetapi hal itu tetap saja tidak seharusnya memberi Lee kebebasan, dan saya mempertanyakan apakah jaksa telah melakukan yang terbaik untuk meminta pertanggungjawabannya,” kata Oh. (ns/uh)/AFP/voaindonesia.com/VOA. []

Berita terkait
Samsung Rugi 7 Miliar Dolar AS di Semester 1 Tahun 2023
Bisnis ini kemungkinan akan tetap merugi pada kuartal saat ini, meskipun kerugian diperkirakan akan menyusut setengahnya