Mataram - Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2020, di isi dengan berbagai kegiatan untuk mengetahui persoalan yang dihadapi anak-anak di NTB. Salah satunya adalah aktivitas pendidikan yang di alami anak masa pandemi Covid-19.
Dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 tidak saja dirasakan oleh orang dewasa, anak-anak pun merasakan dampak yang luar biasa, baik psikis maupun sosial.
Para santri juga mengeluh karena kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan.
"Hasil penggalian suara anak yang digelar Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) pada beberapa titik tempat di Lombok, menemukan adanya dampak psikis dan sosial yang dirasakan anak-anak akibat pandemi Covid-19," ucap Ketua Lakpesdam NU NTB, Muhammad Jayadi, Senin, 20 Juli 2020.
Dampak-dampak yang dirasakan anak seperti merasa stres, bosan, takut dan khawatir dengan Covid-19. Rasa khawatir tersebut juga dipengaruhi oleh tidak tersedianya alat pelindung diri yang cukup bagi anak-anak.
Secara sosial, jelas Jayadi, anak-anak tidak bisa keluar rumah, bermain bersama, melakukan aktivitas untuk pengembangan hobi dan bakat mereka. Anak-anak di pondok pesantren tidak lagi bisa mengaji, muzakarah, sholawatan dan menghafal Alquran dengan teman-teman mereka.
"Para santri juga mengeluh karena kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan. Belajar melalui online tidak bisa mereka ikuti karena keterbatasan fasilitas dan jaringan internet," jelas Jayadi.
Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB, Dede Suhartini menyampaikan dukungannya atas kegiatan penggalian suara anak yang dilaksanakan Lakpesdam NU.
Menurutnya apa yang dilakukan Lakpesdam ini merupakan langkah positif untuk memastikan kondisi, permasalahan serta hak-hak anak dapat terjamin selama pandemi.
"Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai awal untuk mendorong pembetukan sekolah ramah anak di NTB," jelas Dede saat memberikan sambutan pada kegiatan penggalian suara anak di Ponpes Al Islamiyah Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan penggalian suara anak terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di lima lokasi berbeda, yaitu di Pondok Pesantren Al Islamiyah Bebidas, SMK Islam Al Lathifiyah Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Panti Asuhan Darma Lakshana Dwijendra, SMAN 5 dan di Asrama Transito Kota Mataram.
(DFAT) melalui Program Peduli. []Kegiatan ini terlaksana atas dukungan the Australian Departement of Foreign Affairs and Trade (DFAT) melalui Program Peduli. []