Semarang - Pemerintah dan warga Kota Semarang kompak melakukan physical dan social distancing dalam upaya mencegah penyebaran virus corona. Ketika pemerintah menambah daftar jalan protokol yang ditutup maka warga memperketat dengan isolasi mandiri kawasan perkampungannya.
Memang ada instruksi dari kelurahan, agar tiap RT mulai memperketat kunjungan tamu.
Seperti yang dilakukan warga kampung di kawasan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang. Di wilayah RT 9 RW II Sendangmulyo, warga setempat sudah sepakat untuk memperketat kunjungan tamu atau pendatang.
"Pengetatan khususnya pada malam hari, mulai Magrib sampai pagi sekitar jam 06.00 WIB," tutur koordinator keamanan RT 9 RW II, Lanang Wibisono kepada Tagar, Senin, 6 April 2020.
Menurut Lanang, social distancing di kampungnya ini sudah berlangsung sekitar dua pekan. Awalnya, sebelum ada wabah dan ramai isu corona, kampungnya 24 jam terbuka. Sekarang, di mulut kampung portal selalu berada di posisi horizontal, melintang di tengah pintu masuk kampung.
"Kalau pagi sampai sore ada satpam yang jaga, dia yang melakukan pendataan terhadap orang yang bukan warga kampung. Mulai Magrib sampai pukul 21.00 WIB, sistem buka tutup, warga yang deket portal yang akan melakukan kontrol. Setelah itu sampai jam 06.00 WIB tutup total," tutur dia.
Ketua RT 9 Purnomo menambahkan peningkatan kewaspadaan akan potensi penyebaran virus corona ini juga sesuai dengan arahan pihak Kelurahan Sendangmulyo.
"Memang ada instruksi dari kelurahan, agar tiap RT mulai memperketat kunjungan tamu. Bahkan jika ada warga yang mudik dari Jakarta atau kota lain yang zona merah corona, kami diminta untuk melakukan pendataan dan melaporkan ke pihak kelurahan," katanya.
Pantauan di lapangan, upaya screening penyebaran corona ini juga terjadi di kampung lain di Semarang. Di perkampungan Satrio Wibowo I, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, sebuah barikade besi diletakkan di tengah jalan masuk kampung. Papan pengumuman bertuliskan 'Sementara Lockdown' juga terpasang di barikade tersebut.
Hal sama juga terjadi di kawasan Mugas Barat, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Para pendatang akan berhadapan dengan screening pagar kampung bertuliskan 'Tutup'.
Sementara itu, Pemkot Semarang memutuskan untuk menambah jalan protokol yang ditutup untuk mencegah terjadinya kerumunan, khususnya pada malam hari. "Semua langkah ini sebagai antisipasi meluasnya penularan virus Covid-19," tutur Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Endro Pudyo Martantono.
Awalnya, ada lima jalan protokol yang ditutup, yaitu Jalan Pandanaran, Jalan Gajah Mada, Jalan Achmad Yani, Jalan Pahlawan serta Jalan Pemuda. Penutupan itu berlaku mulai pukul 18.00-06.00 WIB selama dua pekan sejak Minggu, 29 Maret 2020.
Dan per Selasa besok, 7 April 2020, penutupan jalan akan ditambah di Jalan Dr Wahidin, mulai Kaliwiru hingga pertigaan Sisingamangaraja, kemudian Jalan Supriyadi, Jalan Hasanudin hingga Tanah Mas, Jalan Tanjung hingga Jalan Pemuda serta Jalam Basudewo sampai Bundaran Banjir Kanal Barat. Penutupan hanya untuk malam hari, mulai 18.00-06.00 WIB.
Bahkan Pemkot Semarang berencana meningkatkan waktu penutupan jalan menjadi 24 jam jika tidak ada tanda-tanda penurunan aktivitas warga. Penutupan total dilakukan bertahap pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu, berdasar evaluasi penutupan jalan yang sudah ada. []
Baca juga:
- PSK Jalanan Bisa Jadi Pretty Woman di Semarang
- Dampak Corona, Wali Kota Semarang Larang ASN Mudik
- Sabung Ayam di Semarang Kocar-kacir Digerebek Polisi