Semarang - Pasar Johar Semarang terbakar pada 9 Mei 2015. Pedagang saat ini menempati lahan di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Selama lima tahun mereka bertahan dengan penurunan omzet dagangan.
Penantian panjang bisa segera balik ke lokasi awal muncul setelah pedagang melihat progres pembangunan kembali Pasar Johar. Keinginan itu disampaikan pedagang saat bertemu dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Senin, 27 Juli 2020.
"Kami melihat bangunan pasar yang dibangun sesuai bentuk aslinya, kan sudah jadi, sudah selesai sebetulnya. Harapannya bisa segera masuk," tutur Ketua Paguyuban Pasar Johar Cagar Budaya, Rahman usai audiensi dengan Hendrar Prihadi di kantor Balai Kota Semarang.
Banyak teman pedagang yang tidak kuat terkena musibah itu akhirnya meninggal, karena stress dan jatuh sakit.
Menurut dia, sejak pindah ke kawasan MAJT karena musibah kebakaran, pedagang banyak mengeluhkan kondisi pasar yang sepi. Imbasnya, hampir 80 persen usaha di lokasi tersebut tutup.
"Bahkan, banyak teman pedagang yang tidak kuat terkena musibah itu akhirnya meninggal, karena stress dan jatuh sakit. Karena utang menumpuk tidak bisa bayar sama sekali," kata dia.
Dalam audensi dengan wali kota, Rahman mengaku sudah diberitahu perkiraan waktu bisa menempati kembali Pasar Johar. "Saat ketemu wali kota, beliau sampaikan insya Allah Januari 2021 akan dibahas kembali. Sehingga kami jadi lega, sudah punya pegangan waktu kapan untuk bisa masuk kembali ke sana," ucap dia.
Rahman menambahkan jumlah pedagang yang menempati Pasar Johar ada sekitar 2.000 orang. "Tapi itu, baik pedagang yang punya kios ataupun pedagang yang nempel-nempel di dekat kios," ujar dia.
Sementara, menanggapi keinginan pedagang balik ke Pasar Johar, Wali Kota Hendrar Prihadi meminta bersabar. Memang, pembangunan kembali bangunan cagar budaya Pasar Johar, baik sebelah utara maupun tengah, sudah selesai.
Baca juga:
- Terpapar Covid-19, 6 Pasar di Kota Semarang Ditutup
- Usai Pasar Wonodri, Pasar Meteseh Semarang Ditutup
- Melihat Protokol Kesehatan di Pasar Hewan Kudus
Hanya saja, dari pembicaraan antara Dinas Perdagangan dengan pedagang masih ada hal yang belum menemukan titik
"Kalau pedagang masuk, kami pun senang karena tidak menanggung biaya perawatan gedung lagi, seperti listrik. Intinya ada suara dari pedagang jika masuk satu, ya masuk semua. Tapi kalau belum siap, ya nanti dulu," kata Hendi, sapaan akrabnya.
Tapi dengan adanya pertemuan pada Senin ini, menumbuhkan semangat pemerintah untuk melakukan komunikasi lebih intens dengan pedagang yang saat ini menempati lahan relokasi di MAJT.
"Saya juga ingin pedagang mulai masuk, saya ingin aset yang dibangun pemerintah ini lebih optimal. Kapan itu? Kami perlu waktu. Apalagi saat situasi seperti sekarang ini agak rawan kondusifitasnya, kalau tidak diatur. Masih ada pandemi Covid-19, gelaran Pilwakot, nantilah kalau situasi mulai kondusif baru kami bahas," ucap dia. []