Palembang - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menurunkan 1030 personel tambahan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Penambahan dilakukan karena ada peningkatan jumlah titik api.
Penambahan personel yang merupakan tim gabungan tersebut ditargetkan selama 10 hari menyebar ke penduduk. Personel tambahan itu terdiri 500 dari unsur Polri, 300 TNI dan sisanya tim gabungan BPBD Manggala Agni, Tagana dan Satpol PP.
"Kami turunkan ke lapangan sebanyak 1030 yang merupakan tim gabungan ke OKI. Jadi kami akan turun dengan penuh kekuatan. Semua pembiayaan semua diatur," ujar Gubernur Provinsi Sumsel melalui Kepala BPBD Provinsi Sumsel Iriansyah, Jumat 25 Oktober 2019.
"Target mereka di lapangan selama 10 hari menyebar ke penduduk. Satuan-satuan mereka di bawah kendali Kapolda dan Pangdam," katanya lagi.
Tim menyebar di wilayah OKI, utamanya, karena titik api yang bertambah banyak. Jadi bukan titik kebakaran atau fire spot tetapi titik api. Jadi harus kita sikapi
Menurut Iriansyah, penambahan personel yang disebar itu disebabkan adanya peningkatan titik api (hotspot) di lokasi kebakaran. Titik api itu merupakan indikasi terjadinya kebakaran.
"Tim menyebar di wilayah OKI, utamanya, karena titik api yang bertambah banyak. Jadi bukan titik kebakaran atau fire spot tetapi titik api. Jadi harus kita sikapi. Kehadiran saya di sini untuk menguatkan mental mereka dengan target 10 hari,” kata Iriansyah.
Saat ini ada 324 desa rawan karhutla dari 9 kabupaten kota rawan karhutla. Sejauh ini sudah diterjunkan 15 ribu lebih anggota gabungan untuk pencegahan di desa-desa. Anggota gabungan terdiri dari BPBD Sumsel, TNI, kepolisian Manggala Agni dan lainya.
"Kalau untuk kecamatan, karhutla paling banyak terjadi di Rambutan, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran. Kebakaran paling besar ada di Tulung Selapan, Pangkalan dan Pampangan. Kabut asap karhutla di Palembang banyak berasal dari daerah tersebut," tuturnya
Menurut Kepala BMKG Sumsel Nuga prakiraan sifat hujan saat musim kemarau secara umum masih normal. Namun saat puncak musim kemarau, daerah rawan karhutla harus diwaspadai.
Pasalnya sifat hujan di bawah normal atau kondisi cuaca lebih kering. Ini terjadi di Kabupaten OKI, Okan Ilir (OI), Muba, Banyuasin, Okan Komering Ulu (OKU) Timur, Pali, Muara Enim.
Di wilayah Sumsel, prakiraan masuk musim hujan pada dasarian (jangka waktu 10 hari berturut-turut) III bukan Oktober 2019. Bila masuk dasarian III, maka awal musim hujan pada akhir Oktober ini.
"Kalau prakiraan awal, musim hujan di Provinsi Sumsel tahun 2019-2020 akan masuk pada dasarian III, bulan Oktober," ujar Nuga. []
Baca juga:
- Kebakaran Hutan di Gowa Diperkirakan Capai 10 Hektare
- Kebakaran Hutan di Gowa, Warga Mengungsi
- Kebakaran Hutan di Jeneponto Sulit Dipadamkan