Pemprov NTT Anggarkan Rp 286 Miliar untuk Covid-19

Pemerintah Provinsi NTT menganggarkan dana Rp 286 miliar lebih untuk menangani dampak akibat wabah Covid-19.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat melakukan Rapat Kerja Tele Konferens dengan para Bupati/Wali Kota se-NTT di ruang Rapat Gubernur Kantor Gubernur Sasando, Kamis 16 April 2020. (Foto: Tagar/Biro Humas Pemprov NTT)

Kupang - Pemerintah Provinsi NTT menganggarkan dana Rp 286 miliar lebih untuk menangani dampak akibat wabah Covid-19. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pencegahan dan penanganan kesehatan, Jaringan Pengaman Sosial (JPS) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Untuk alokasi Anggaran dari pemerintah Provinsi, kami telah menyiapkan dana Rp 286 miliar lebih untuk penangan Covid-19 baik untuk Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit, seperti pengadaan APD, Rumah Sakit  dan unsur penunjang kesehatan lainnya. Juga untuk jaring pengaman sosial (JPS) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), Kamis 16 April 2020.

Didampingi Wakil Gubernur NTT, Ketua DPRD NTT, unsur Forkompinda Provinsi NTT, Sekda NTT,  pimpinan perangkat daerah Provinsi NTT, Gubernur VBL menjelaskan, Menteri Sosial telah menetapkan bahwa   NTT mendapatkan alokasi penerima bantuan JPS sebanyak 300 ribu kepala keluarga (KK) dari pemerintah pusat.

Untuk alokasi Anggaran dari pemerintah Provinsi, kami telah menyiapkan dana Rp 286 miliar lebih untuk penangan Covid-19.

“Kita memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat karena ini merupakan jumlah yang sangat besar. Saya minta para Bupati/Wali kota untuk segera mengirimkan data tersebut. Saya harapkan Para Bupati/Wali kota harus punya data yang akurat. Data-data ini harus cepat supaya bisa dilakukan verifikasi. Tentunya, kita juga menyiapkan anggaran di APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk membantu masyarakarat miskin dan yang rentan miskin akibat Covid-19 di luar 300 ribu ini,” jelas Gubernur VBL.

Mantan Ketua Fraksi Nasdem RI itu meminta para Bupati/Wali Kota agar melakukan pendataan secara cermat sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara data masyarakat yang diberikan bantuan dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

“Saya ingin agar kita tidak tumpang tindih. Saya minta bantuan kepada Kapolda, Danrem dan Kejaksaan tinggi untuk mengawal proses ini supaya tidak terjadi tumpang tindih. Sehingga bantuan ini tepat sasaran untuk masyarakat yang membutuhkan,” harap Viktor.

Sementara itu, Kepala Badan Keuangan Provinsi NTT, Zacharias Moruk menjelaskan anggaran sebesar Rp 286 miliar lebih itu merupakan hasil realokasi dan refocusing APBD I sesuai Permendagri 20 Tahun 2020 dan Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2020.

“Realokasi ini tidak  berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kinerja. Belanja modal yang berkaitan dengan infrastruktur jalan, pertanian, perikanan dan kelautan, peternakan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kinerja lainnya tetap dijalankan,” jelas Zacharias Moruk.

Lebih lanjut Zacharias menjelaskan alokasi anggaran Rp 286 miliar lebih itu mencakup pencegahan dan penangan kesehatan mencapai Rp 81 miliar lebih, Rp 105 miliar untuk JPS dan Rp 100 miliar untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Khusus untuk Jaringan Pengamanan Sosial, kita menganggarkan untuk rumah tangga miskin dan rentan miskin di luar penerima PKH dan 300 ribu KK yang dapatkan bantuan dari pemerintah pusat. Setiap KK akan menerima bantuan sebesar Rp 500 ribu perbulan terdiri dari Rp 150 ribu uang tunai dan Rp 350 ribunya dalam bentuk material atau Sembako. Bantuan ini akan diberikan untuk jangka waktu tiga bulan,” ungkap Zacha Moruk.

Sedangakan terkait dana pemberdayaan ekonomi, lanjut Zacha Moruk, akan dilakukan dengan cara pengalihan kegiatan-kegiatan prioritas perangkat daerah yang berbentuk proyek dengan pendekatan padat karya.

Dimana masyakarat akan dilibatkan dalam pengerjaan jalan, jembatan, irigasi dan pengerjaan infrastruktur lainnya sambil memperhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan. Mereka akan diupah saat melakukan pekerjaan itu.

“Dinas tehnis sedang merumuskan hal ini. Misalnya masyarakat kita wajibkan untuk tanam 50 pohon kelor di sekitar rumah atau dalam pengembangan rumput laut masyarkat dilibatkan. Begitu juga dalam bidang peternakan. Intinya masyarakat tidak hanya terima bantuan atau uang, tapi harus melakukan atifitas. Semacam pendekatan pemberdayaan,” jelas Zacha Moruk.

Zacha juga menjelaskan dana untuk penanganan Covid-19 dari seluruh Kabupaten/Kota se-NTT mencapai Rp 853 miliar lebih. Sehingga total keseluruhan hasil realokasi dan refocusing APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota se-NTT untuk penanganan Covid-19 mencapai Rp. 1,1 triliun lebih. []

Berita terkait
Cegah Covid-19, Plan Indonesia Bagikan 14.086 Hygiene Kit di NTT
Plan Indonesia melanjutkan tanggap pandemik Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Update Informasi Terbaru Covid-19 di NTT
Hingga Rabu 15 April 2020 malam. Jumlah ODP dan PDP sebanyak 1376 orang, di Nusa Tenggara Timur (NTT)
Pemprov NTT Optimis ODP dan PDP Sembuh Bertambah
Pemprov NTT optimis jika Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang sembuh akan terus bertambah.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.