Bandung, (Tagar 5/8/2017) – Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor parkir, Pemerintah Kota Bandung rela menghabiskan dana Rp 55,847 milyar untuk 445 mesin parkir elektronik yang tersebar di 57 titik di wilayah Kota Bandung.
“Agar tidak ada simpang siur data, saya sampaikan bahwa biaya pengadaan 445 mesin parkir elektronik ini sebesar Rp 55,847 milyar,” tutur Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi dalam acara Launching Mesin Parkir Elektronik di Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (4/8).
Sedangkan untuk teknis pembayarannya jelas Didi, menggunakan kartu atau elektronic money dari Bank Mandiri, BNI, BRI dan BJB. Selanjutnya akan ditambah dengan kartu dari bank lainnya, sehingga kartu sebagai alat bayar mesin parkir elektronik ini tidak dimonopoli oleh beberapa bank saja, tetapi dari bank lainnya.
Selain itu, setelah BLUD atau Badan Layanan Umum Daerah terbentuk ke depannya program ini akan sepenuhnya dijalankan oleh Pemerintah Kota Bandung, tetapi karena BLUD belum terbentuk maka masih bekerjasama dengan bank mitra Pemkot Bandung.
“Kajian BLUD sudah selesai, dan sudah kami sampaikan ke Sekda dan Walikota Bandung. Sekarang tinggal menunggu respon (tanda tangan) Pak Walikota Bandung,” kata dia.
Di sisi lain, hal yang masih menjadi pokok permasalahan program mesin parkir elektronik ini adalah masih banyaknya juru parkir terutama level usia tua (senior) yang masih belum paham cara menggunakan mesin parkir elektronik ini. Sehingga, masih banyak perbaikan pemahaman teknologi ke depannya.
“Di tambah dengan soal gaji juru parkir yang dinilai kurang, karena UMR dan dirasa tidak cukup bagi para juru parkir yang sudah berkeluarga,” keluhnya. (fr)