Pemeran WR Soepratman Kelahiran Kediri Ajak Hargai Sejarah

Pemeran WR Soepratman kelahiran Kediri ajak generasi muda hargai sejarah. Ia juga mengajak mulai hari ini berhenti berbicara buruk tentang Indonesia.
FESTIVAL WR SOEPRATMAN: Pengunjung mengamati koleksi sepeda kuno yang dipamerakan dalam Festival WR Soepratman di Kaza City, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/11). Festival yang dimeriahkan dengan pameran benda kuno, pameran pendidikan dan berbagai kegiatan lomba edukatif tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat mencintai sejarah sekaligus meneladani nilai-nilai kepahlawanan. (Foto: Ant/Moch Asim)

Kediri, (Tagar 28/11/2017) – Tidak menyebarkan beragam informasi palsu atau berita bohong (hoaks) dan berhenti membicarakan hal buruk tentang Indonesia, generasi muda saat ini harusnya lebih menghargai sejarah.

Ajakan dan penilaian itu disampaikan Rendra Bagus Pamungkas, pemeran WR Soepratman dalam film "Wage" di sela-sela acara nonton film tersebut di Kediri, Jawa Timur, Senin (27/11) malam.

Pria kelahiran Kabupaten Kediri ini menginginkan seluruh generasi muda Indonesia mulai hari ini berhenti berbicara buruk tentang Indonesia, karena hal itu akan menjadi negatif, tersimpan di bawah sadar seolah mengutuki sesuatu di sana.

"Usahakan berkata baik tentang Indonesia," pintanya.

Rendra mengaku prihatin dengan beragam berita hoaks saat ini. Untuk itu ia meminta agar setiap orang sadar, selalu mempertimbangkan informasi yang diterimanya, apakah ada efek negatif ke depannya atau tidak.

Merinding

"Ketika memposting harus sesuai dengan latar belakang yang kuat. Postingan dari mana benar-benar ditimbang, jika dipublikasikan apakah akan terjadi sesuatu atau tidak, jadi dampaknya dipikirkan," tuturnya.

Ia mengatakan, film "Wage" sangat menginspirasi. Pembuatan film ini didedikasikan untuk generasi sekarang dan sarat dengan makna sejarah. Bahkan, hingga kini dirinya masih sering merinding ketika film itu diputar.

"Hampir semua di film ini baik pra produksi dan pasca semuanya menarik. Film ini juga didedikasikan untuk generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Orang yang menonton film ini, bisa tumbuh rasa cintanya, bangganya pada Tanah Air," tuturnya.

Ia juga menilai, saat ini dunia film yang mengangkat tentang cerita sejarah sudah banyak, termasuk yang isinya tentang sosok yang berkontribusi pada perjuangan Indonesia. Film-film tersebut berkontribusi cukup baik di tengah gempuran beragam film pahlawan super luar negeri.

Hingga kini, lanjut dia, film ini bukan hanya diputar di bioskop saja. Bahkan, beberapa penggerak film Indonesia, serta komunitas juga tertarik untuk memutarnya, dengan mengadakan nonton bareng. Hal itu tentunya sangat menggembirakan.

"Teman-teman di perfilman sekarang menggalakkan, fokus mengangkat biografi tokoh, harapannya bisa mengomunikasikan kepada generasi sekarang. Ada sejarah yang tidak boleh putus dan itu pikiran positif," kata pria lulusan ISI Yogyakarta ini.

Film dengan judul "Wage" menceritakan tentang sosok WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Film garapan sutradara John De Rantau ini dikerjakan sekitar tiga bulan, mulai Juli-Agustus 2017, mengambil sejumlah lokasi di Yogyakarta, Semarang, dan Magelang.

Selain Rendra Bagus Pamungkas, film ini diperankan oleh Prisia Nasution sebagai Salamah kekasih WR Supratman. Sejumlah artis lain yang terlibat, misalnya Teuku Rifnu Wikana, Putri Ayudya, Khoirul Ilyas Aryatmaja, sampai sejumlah pemeran berkebangsaan Belanda.

Film berdurasi 120 menit ini sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 9 November 2017, yang diharapkan akan menjawab banyak pertanyaan soal Wage yang lahir di Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903.

Sejarah lama menyebutkan bahwa WR Soepratman lahir di Meester Cornelis Jatinegara, Jakarta.

Namun setelah melalui beberapa penelitian yang melibatkan para ahli, sang komponis lagu Indonesia Raya itu lahir di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. (ant/yps)

Berita terkait