Pembakaran Bendera Kalimat Tauhid Pernah Terjadi di Libanon dan Irak

Kalimat tauhid juga terdapat dalam bendera kelompok teroris ISIS. Bendera ISIS itu dibakar di Libanon dan Irak.
Aksi #BurnISISFlagChallenge viral pada Semptember 2014. (Foto: Daily Mail)

Jakarta, (Tagar 26/10/2018) - Pembakaran bendera diduga milik ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertuliskan kalimat tauhid pada Hari Santri Nasional, Senin (22/10) di Garut, Jawa Barat, berbuntut panjang. Polemik dan perdebatan sampai sekarang masih terus bergulir. 

Pada hari ini Jumat (26/10) sekelompok orang menyebut diri lakukan aksi "bela tauhid" berunjuk rasa di depan kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang komunikasi dan informatika (Kominfo) Masduki Baidlowi menjelaskan, bahwa sejatinya kalimat tauhid boleh saja dipergunakan. Dengan catatan, bendera tersebut tidak dijadikan klaim oleh organisasi tertentu atau negara tertentu. Dikarenakan, kalimat tauhid itu adalah milik seluruh umat Islam, bukan milik organisasi yang jelas-jelas dilarang di banyak negara seperti HTI dan ISIS.

Baca juga: Uus, Si Pembawa Bendera Berkalimat Tauhid yang Identik dengan HTI di Garut

"Menjadi kontroversial kalau kemudian bendera Rasullulah itu diklaim oleh sekelompok orang, misalnya ISIS itu, HTI juga menggunakan bendera itu, itu menjadi masalah," kata Masduki saat dihubungi oleh Tagar News, Jakarta, Selasa (24/10).

Penggunaan kalimat tauhid untuk simbol organisasi ataupun untuk lambang negara memang sah untuk digunakan, akan tetapi tidak hanya kalimat tauhid saja, harus diikuti dengan simbol-simbol lainnya untuk menjadi pembeda.

"Kalau mau menggunakan kalimat tauhid, boleh saja tapi ada simbol tertentu contoh misalnya bendera Arab Saudi juga menggunakan kalimat tauhid hijau, tetapi di bawahnya ada pedang, itu simbol negaranya, pedang terhunus khas arab," lanjut Masduki.

Pembakaran bendera organisasi terlarang tidak hanya terjadi di Indonesia. Libanon dan Irak, negara yang notabene mayoritas muslim juga melakukan hal sama. Beberapa waktu lalu mereka beramai-ramai melakukan aksi membakar bendera ISIS yang di dalamnya tertulis kalimat tauhid. Aksi itu dilakukan mereka sebagai bentuk penolakan terhadap keberadaan ISIS di negara mereka.

Seperti dikutip dari laman Daily Mail pada 8 September 2014, sejumlah orang melakukan protes terhadap ISIS karena kekejaman yang dilakukan ISIS dinilai tidak manusiawi dan menimbulkan kebencian yang berakhir dengan peperangan. Oleh karena itu sebagai bentuk protes, mereka melakukan pembakaran terhadap lambang-lambang dan simbol yang identik digunakan oleh ISIS. 

Tidak hanya di Libanon dan Irak, aksi tersebut menyebar luas di beberapa negara, dan menjadi viral di media sosial dengan hastag #BurnIsisFlagChallenge.

Pembakaran Bendera ISISPembakaran bendera ISIS di Libanon, sebagai bentuk protes atas tindakan kejam yang dilakukan oleh ISIS. (Foto: Twitter)


Pembakaran Bendera ISISMasyarakat Libanon melakukan aksi #BurnISISFlagChallenge untuk mengecam aksi yang dilakukan oleh ISIS. (Foto: Twitter/@Syricide)



Pembakaran Bendera ISISPembakaran bendera ISIS tidak hanya di Libanon saja, sejumlah orang yang juga melakukan aksi protes melakukannya di London, Inggris. (Foto: Daily Mail)




Pembakaran Bendera ISISSeorang wanita membakar bendera ISIS, sebagai bentuk aksi protes. (Foto: Dailymail)





Pembakaran Bendera ISISAksi #BurnISISFlagChallenge muncul setelah ISIS melakukan eksekusi terhadap jurnalis asal Amerika Serikat James Foley dan Steven Sotloff. (Foto: Daily Mail)


Pembakaran Bendera ISISTidak hanya di Libanon, pembakaran bendera ISIS juga terjadi di Irak. (Foto: Twitter/@Syricide)

Berita terkait