Manggarai - Pengusaha swalayan dan mini market di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut, akibat mewabahnya virus Corona, membuat pendapatan mini market menurun.
Pengaruh social distancing berdampak kepada daya beli masyarakat. Mereka hanya membeli sesuai kebutuhan saja.
Felix Musa, pengusaha Mini Market Bandung Utama Group di Manggarai mengaku jumlah pengunjung menurun dan hal ini berdampak pada pemasukan di pusat perbelanjaan mencapai 30-50 persen.
"Pengaruh social distancing berdampak kepada daya beli masyarakat. Mereka hanya membeli sesuai kebutuhan saja," ujarnya ketika dihubungi Tagar, Kamis, 2 April 2020.
Menurutnya, situasai saat ini berpengaruh pada karyawan mini market. sistem kerja biasanya menggunakan tiga shift, yang berlaku saat ini hanya dua shift.
"Sempat buka satu shift tapi tidak bisa bertahan lama, hanya empat hari, kasihan karyawan kalau diliburkan," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk menganantisipasi penyebaran virus Corona, pihaknya mewajibkan karyawan membersihkan lingkungan di sekitar mini market dengan menyemprot cairan antiseptik setiap empat jam dan menyediakan tempat cuci tangan di pintu masuk.
"Karyawan wajib memakai masker dan sarung tangan. Manjemen menawarkan liburan secara bergantian bagi karyawan, sampai situasi ini benar-benar pulih baru kembali bekerja.
Ia menjelaskan, penghasilan mini market biasanya naik pada masa pra paskah atau menjelang pekan suci umat Katolik sampai pada bulan selanjutnya akan beranjak naik. Hal ini berlaku setiap tahunya.
Ia menambahkan, biasanya mulai bulan April sampai dengan bulan September merupakan bulan yang bagus untuk penjualan, karena pada bulan tersebut para petani memanen hasil komoditi mereka. Kondisi sekarang malah menuai kesedihan, harga komoditi juga anjlok.
"Sampai kemiri saya batal di kupas karena harganya hanya Rp 10.000 sampai dengan Rp 15.000 per kilogram. Padahal harga sebelumnya Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram," keluhnya.
Malah yang melejit, lanjut dia, justru harga jahe bisa mencapai Rp 30.000 per kilogram bila dibandingkan dengan harga sebelumnya hanya Rp 10.000 per kilogram. []