Peluang Gibran Jadi Wali Kota Solo Lewat PDIP

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka mendapat dukungan menjadi Wali Kota Surakarta 2020-2025.
Putra sulung Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Instagram/@chillipari)

Jakarta - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka masuk masuk dalam bursa Pemilihan Wali Kota Surakarta atau Solo pada 2020-2025 versi Universitas Slamet Riyadi (Unsri). Berbagai tanggapan pun muncul karena Gibran bertengger di posisi teratas pada kategori popularitas.

PDI Perjuangan siap usung

Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menilai ayah dari Jan Ethes Srinarendra memang paling populer di antara kandidat lain. Menurut dia, Gibran representasi dari kaum muda keren dengan kinerja yang tidak bisa disepelekan. 

"Ada kinerja personal yang tidak terlawan sebagai tokoh muda yang sukses di bisnis. Kinerjanya jelas dan terukur. Tidak terkait bapaknya," ujar Eva kepada Tagar, Selasa, 30 Juli 2019.

Namun, Eva tidak akan memaksa Gibran untuk mengambil peluang menjadi Wali Kota Surakarta pada 2020-2025 sebab, menjadi hak konstitusional dari Gibran. Hanya saja, PDI Perjuangan akan siap mendukung, kapanpun pemilik bisnis kuliner Markobar itu siap.

"PDI Perjuangan siap mengusung jika Gibran Rakabuming minta endorser dari PDI Perjuangan. Saya yakin peluang terpilihnya besar," ucapnya. 

Senada dengan Eva, Politikus PDI Perjuangan Erwin Moeslimin juga mendukung jika Gibran maju jadi Wali Kota Surakarta. Dengan syarat, Gibran maju setelah ayahnya tak lagi menjabat sebagai Presiden.

Ada kinerja personal yang tidak terlawan sebagai tokoh muda yang sukses di bisnis. Kinerjanya jelas dan terukur. Tidak terkait bapaknya.

PKB Terbuka

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)  juga mendukung putra sulung dan putra bungsu dari Jokowi yaitu, Gibran dan Kaesang Pangarep jika keduanya ingin maju menjadi Wali Kota Surakarta. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKB Dita Indah Sari, partainya siap menjadi kendaraan politik Gibran dan Kaesang maju dalam pemilihan.

"Prinsipnya PKB terbuka saja," kata Dita kepada Tagar, Senin, 29 Juli 2019.

Penilaian Masyarakat

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai selama ini masyarakat Indonesia memang menyukai figur yang populer, termasuk sosok Gibran. Tapi, sebenarnya ia belum bisa melihat cocok atau tidaknya Gibran menjadi pemimpin tempatnya lahir. 

Pasalnya, yang bisa memberikan penilaian kinerja seseorang adalah masyarakat yang merasakan kinerjanya. 

"Masyarakat yang dapat menilai apakah Gibran cocok atau tidak. Kalau, rakyat percaya pasti akan memilih, dan kita bisa menilai kinerjanya saat ia memimpin," kata Ujang kepada Tagar, Senin, 29 Juli 2019.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) jika Gibran maju kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran lahirnya sebuah dinasti politik karena Gibran merupakan putra presiden yang tengah menjabat. Meski sebenarnya bukan suatu masalah karena dinasti tidak dilarang dalam undang-undang. []

Baca juga:



Berita terkait