Pelaku Pembunuhan Perempuan di Kebun Salak Sleman Tertangkap

Pelaku pembunuhan perempuan di kebun salak di Sleman, Yogyakarta berhasil ditangkap. Pelaku kabur selama tujuh tahun.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Burkan Rudi Satria (kiri) saat memberikan keterangan kepada awak media di Polda DIY. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Tujuh tahun lalu, sosok mayat wanita tanpa identitas ditemukan di tengah kebun salak, Dusun Kemput, Desa Candibinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada 4, Februari 2013. Polisi akhirnya mengungkap dan menangkap tersangka pembunuhan tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Burkan Rudi Satria mengatakan, tersangka yang sudah menghabisi nyawa wanita itu berinisial EBP, 39 tahun, warga Sidoarjo, Jawa Timur. Polisi menangkap tersangka pada Rabu, 2 Desember 2020 di sekitar tempat tinggalnya.

“Kasus pada 2013 lalu dan baru bisa kami ungkap sekarang. Pria ini merupakan tersangka pembunuhan perempuan yang jasadnya ditemukan di kebun salak, Pakem, Sleman,” katanya saat jumpa pers di Mapolda DIY, Kamis, 3 Desember 2020.

Baca Juga:

Burkan membeberkan, selama tujuh tahun terakhir tersebut, pihaknya tidak berhasil memperoleh identitas korban. Pasalnya, kondisi tubuh korban kala itu sudah rusak. Ditembah tidak ada laporan orang kehilangan dari pihak keluarga korban.

Pihaknya hanya memperoleh keterangan dari beberapa saksi mengenai ciri-ciri tersangka, yang terakhir bersama korban. Identitas korban mulai terkuak setelah polisi berhasil menangkap tersangka.

Wanita malang itu bernama Sri Utami, 40 tahun warga Muntuk, Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hubungan keduanya adalah sepasang kekasih. Informasi yang diperoleh, kala itu, sepasang kekasih kumpul kebo ini tinggal di sebuah kos daerah Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Motifnya cemburu dan sakit hati. Perempuannya suka membandingkan dengan pria lain.

Berdasarkan keterangan sementara, motif tersangka nekat mengakhiri hidup korban karena sakit hati. Sang kekasih yang sudah dipacari selama dua tahun ini sering membanding-bandingkan tersangka dengan pria lain. “Motifnya cemburu dan sakit hati. Perempuannya suka membandingkan dengan pria lain,” ucapnya.

Berdalih cemburu, tersangka yang bekerja sebagai pengamen ini akhirnya mengajak pacarnya, Sri Utami ke sebuah kebun salak pada 4, Februari 2013. Perempuan itu tidak merasa curiga, jika pacarnya itu akan menghabisinya.

Baca Juga:

Pembunuhan itu dilakukan dengan cara memukul kepala korban menggunakan helm. Tersangka juga mencekik leher korban dan membenturkan tubuh korban ke batu. Tak berhenti sampai di sana, tersangka yang diselimuti emosi ini pun menginjak-injak tubuh pacarnya sampai tidak berdaya.

Lebih lanjut, untuk menghilangkan jejak kejahatannya, tersangka menutup jasad korban menggunakan tumpukan daun salak. Kemudian tersangka pergi meninggalkan korban.

Satu hari paska kejadian, jasad korban ditemukan oleh pemilik kebun yang sedang memetik buah salak, berdasarkan bau busuk yang menyengat. “Saat ditemukan saksi; korban masih menggunakan daster,” katanya.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal 338 KUHP ancaman hukuman 15 tahun penjara. []

Berita terkait
Otak Pembunuhan di Jalan Jogja - Wonosari Mengidap Hepatitis
Otak tersangka perampasan yang menghilangkan nyawa orang di Jalan Jogja - Wonosari, mengidap penyakit hepatitis.
Pelaku Pembunuhan di Jalan Jogja - Wonosari Tertangkap
Pelaku penganiayaan hingga menyebabkan meninggal di Jalan Jogja-Wonosari, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta akhirnya tertangkap. Tersangka dua orang.
Alasan Tusuk 18 Kali hingga Tewas di Jalan Jogja - Wonosari
Dua tersangka membabi buta menusuk 18 kali hingga korban tewas di Jalan Jogja-Wonosari. Ini motif dan alasannya tega melakukan aksi keji tersebut.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.