Pematangsiantar - Tewasnya Putri Margretty Sinambela, 16 tahun, di perairan Danau Toba, Sumatra Utara, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Beberapa komentar netizen di kolom berita Tagar berjudul "Ikut Kemah, Pelajar Pematangsiantar Tewas di Danau Toba", menyebut pihak sekolah telah lalai dan harus bertanggungjawab.
"Perlu dievaluasi kegiatan Perjusami, disamping sudah menelan korban jiwa, perlu biaya tambahan dari orangtua, dan yang paling salah, Perjusami ini telah menghalangi siswa yang beragama Kristen untuk malaksanakan ibadahnya pada hari minggu," tulis Alismer Sinaga.
Sementara itu, seorang netizen, Manat Sianturi menuliskan pada kolom komentar Tagar. "Bukan hanya sekedar musibah, tapi kelalaian, mohon pihak sekolah harus bertanggungjawab, tolong pihak terkait dalam hal ini dinas pendidikan untuk mengevaluasi kegiatan2 di luar sekolah..jgn sampai terjadi lagi korban sepert ini, kiranya keluarga kuat dan tabah menghadapi cobaan ini," katanya.
Sebenarnya bukan kurang pengawasan. Memang kita kalau berpikir secara logika, hanya nahas aja
Taripar Sitanggang, menimpali. "Pihak sekolah hrs bertanggung jawab, ini kelalaian. Jangan buat kegiatan kalau tdk bisa dipertanggungjawabkan," tulisnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Pematangsiantar, Albiner Panjaitan membantah jika kematian Putri Margaretty Sinambela di Danau Toba akibat kurang pengawasan guru pendamping.
"Sebenarnya bukan kurang pengawasan. Memang kita kalau berpikir secara logika, hanya nahas aja, menurut pemikiran kami," katanya, saat ditemui di rumah duka Jalan Mangga, Kelurahan Parhorasan Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Pematangsiantar, Sumatra Utara, Minggu 22 September 2019 sore.
Dikatakan Albiner, Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami) merupakan kegiatan tiap tahun di SMA Negeri 1 Pematangsiantar. Sebelum diberangkatkan, pihak sekolah telah meminta izin kepada para orangtua siswa.
Ditanya soal kronologi kejadian, dia mengaku belum mengetahui persis. "Kebetulan hanya saya yang tidak ikut. Guru-guru pendamping dan kepala sekolah masih di sana. Saya hanya dapat kabar kalau salah satu siswa kami meninggal dunia," ujarnya.
Sebelumnya, jenazah Putri Margaretty Sinambela, 16 tahun, pelajar SMA Negeri 1 Pematangsiantar yang ditemukan tewas di perairan Danau Toba, sudah tiba di rumah duka, Minggu 22 September 2019 sore.
Jenazah siswi kelas XI SMA itu diberangkatkan dari Rumah Sakit (RS) Parapat menuju rumah duka. Isak tangis pecah saat peti jenazah dibuka.
Puluhan pelayat, teman sekolah serta ibuda Putri teriak histeris melihat anak satu-satunya itu terbujur kaku di peti jenazah.
Diketahui, Putri merupakan anak satu-satunya yang ditinggal pergi ayahnya, saat dia masih berada di kandungan ibunya. "Mereka tinggal di rumah Oppung (kakek) dari Mamaknya," ucap salah seorang warga. []