Maros - Pemerintah Kabupaten Maros melakukan pendataan terhadap pekerja informal yang terkena dampak dari virus corona atau covid-19. Berdasarkan data sementara sekitar 1.658 pekerja di Maros terkena dampak dari virus yang berasal dari Kota Wuhan, China ini.
“Sejauh ini pekerja informal atau personal yang sudah di data dan terkena dampak virus corona sebanyak 1.658. Sementara pekerja formal saat ini masih sedang didata oleh dinas tenaga kerja,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Maros, Davied Syamsuddin dalam keterangannya, Rabu, 15 April 2020.
Davied menambahkan, mereka telah terdata menjadi calon penerima kompensasi yang sudah direncanakan dengan jumlahnya Rp500 ribu per bulan. Akan tetapi jumlah itu masih melihat kemampuan anggaran dan jumlah penerimanya.
Sejauh ini pekerja informal atau personal yang sudah di data dan terkena dampak virus corona sebanyak 1.658.
“Banyak masyarakat yang terdampak akibat covid-19. Sehingga turunnya atau tidaknya lagi mendapatkan penghasilan dengan aktivitas sehari-hari sebelum adanya covid,” tambahnya.
Bupati Maros, Hatta Rahman mengatakan pihaknya akan menyiapkan anggaran Jaringan Pengaman Sosial (JPS). Akan tetapi bagi yang sudah dapat dari pusat maka tidak dapat dari Pemda dan sebaliknya disinkronkan dulu datanya dengan pusat.
Dari data Disnakertrans Maros sejauh ini Sudah tiga perusahaan yang memberi laporan sehingga total karyawan dirumahkan sejauh ini berjumlah 173 orang. Mereka yang terkena dampak seperti karyawan PT Prathita Titiannusantara 22 orang, Grand Waterboom 93 orang, dan Grand Town Hotel 58 orang. []