Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati merespons pernyataan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menyarankan agar organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan.
"Saya pikir pendapat PDIP itu mencerminkan adanya rivalitas politik antara kelompok nasionalis-sekuler dan kelompok religius-Islamis di kancah politik Indonesia," ujar Wasisto ketika ditanya Tagar melalui pesan singkat, Selasa, 24 November 2020.
Karena itu nanti yang akan memunculkan stigma kalau Pancasila tak netral dan hanya sebagai alat pemerintahan untuk berkuasa
Wasisto menyampaikan, daripada membubarkan FPI, lebih baik pemerintah melakukan pembinaan terhadap ormas yang dipimpin Habib Rizieq Shihab tersebut. Namun, dia memberikan catatan penting bagi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) apabila nantinya hendak menggojlok FPI.
"Ini yang jadi titik masalah selanjutnya. Pembinaan Ideologi itu jangan sampai diidentikkan dengan kelompok politik tertentu. Karena itu nanti yang akan memunculkan stigma kalau Pancasila tak netral dan hanya sebagai alat pemerintahan untuk berkuasa," ucapnya.
"Ada baiknya pembinaan itu dilakukan murni dari masyarakat," kata dia melanjutkan.
Sebelumnya, Politikus PDIP, TB Hasanuddin menyatakan usulan pembubaran organisasi masyarakat atau ormas Front Pembela Islam (FPI) yang kembali mengemuka belakangan ini rasanya perlu direspons oleh negara.
- Baca juga: PDIP: Bubarkan Saja FPI Tak Usah Ragu, Tak Usah Takut
- Baca juga: Jika FPI Dibubarkan, Massa Rizieq Shihab di DKI dan Jabar Gaduh
"Saya kira ini harus direspons negara. Bila ternyata nanti secara hukum ormas FPI ini terbukti melanggar dan kemudian harus dibubarkan, maka bubarkan saja tak usah ragu, tak usah takut," kata TB Hasanuddin dalam pernyataannya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Tagar, Sabtu, 21 November 2020. []