Surabaya - Aksi pencekalan dan pembubaran kegiatan Koalisi Aksi menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya menjadi perhatian Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya. PCNU Surabaya mengingatkan agar KAMI agar tidak melakukan upaya yang dapat mencederai Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua PCNU Surabaya, KH Muhibbin Zuhri mengatakan semua yang terjadi harus diambil dari sisi positifnya. Jika merasa mencintai Indonesia, sebaiknya tidak mencederai dengan pemikiran-pemikiran baru yang bertentangan dengan Pancasila.
Kan ada jalurnya. Kalau mau menyampaikan aspirasi ada mekanisme.
"Kalau merasa sayang atau mencintai negeri ini, apa yang dibangun oleh pejuang, negara yang berdasarkan Pancasila, negara kesatuan, kebhinekaan supaya tidak dicederai atau dikotori oleh pemikiran-pemikiran baru yang bertentangan dengan semangat Pancasila atau pondasi yang ditetapkan," ujarnya dikonfirmasi Tagar melalui gawainya, Selasa 29 September 2020.
Muhibbin menjelaskan jika ingin menyampaikan aspirasi harus melalui mekanisme yang telah diatur. KAMI bisa menyampaikan aspirasi secara konstitusional, bukan dengan mengumpulkan massa.
Rakyat Indonesia bisa melakukan diskusi, jika dianggapnya ada yang keliru dalam sistem pemerintahan.
"Kan ada jalurnya. Kalau mau menyampaikan aspirasi ada mekanisme. Saya hanya menyarankan kalau ingin menyampaikan secara konstitusional. Kalau ada yang keliru atau kurang tepat bisa berdiskusi, " kata dia.
Muhibbin menyebut kritikan terhadap bangsa, negara, atau pemerintahan bisa melalui jalur parlemen. Maka, KAMI bisa menjadi partai politik, sehingga jika benar-benar didukung oleh rakyat aspirasinya bisa disampaikan lewat parlemen.
"Tidak perlu secara deklarasi," kata dia.
Kegiatan KAMI di tengah pandemi Covid-19, kata Muhibbin bukan hanya tidak etis saja. Namun mengundang banyak orang, kemudian sulit menjamin terlaksananya protokol kesehatan justru sangat membahayakan masyarakat dan keselamatan publik.
Sebelumnya kegiatan KAMI di Gedung Juang 45 dan Masjid Jabal Nur Jalan Jambangan diprotes oleh sejumlah ormas. Kegiatan yang menghadirkan mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo bahkan viral dan menjadi pembahasan di media sosial. [](PEN)