Panik Corona, Bursa Global Tekor 5 T Dolar AS

Kepanikan semakin meluasnya penyebaran virus corona membuat bursa saham global tergelincir lagi, yang membuat merugi hingga lima trilin dolar AS.
Bursa global diperkirakan merugi hingga lima triliun dolar AS karena kepanikan semakin merebaknya wabah virus corona jenis COVID-19. (Foto: Reuters).

London - Kepanikan semakin meluasnya penyebaran virus corona jenis COVID-19 membuat bursa saham dunia tergelincir lagi pada penutupan perdagangan, Jumat, 28 Februari 2020. Indeks saham di sebagian besar bursa global terkoreksi dan merupakan yang terburuk sejak krisis keuangan global. Hal ini membuat bursa saham global merugi hingga lima triliun dolar AS.

Berharap epidemi virus corona yang bermula di China akan berakhir dalam beberapa bulan ini dan kegiatan ekonomi bisa segera pulih ternyata malah terpuruk karena jumlah penyebaran semakin meningkat dengan jumlah negara yang terinfeksi bertambah. Hal ini memicu kekhawatiran investor dengan melakukan aksi jualnya. Ini membuat bursa utama Eropa merosot sampai lima persen.

Ada spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve - The Fed) akan memangkas suku bunga acuan untuk mengangkat perekonomian yang terdampak virus corona. Keputusan The Fed tentu akan diikuti oleh bank-bank sentral negara-negara lain untuk mencegah terjadinya resesi global.

John Lau, Kepala Investasi SEI Investment Asia Equities mengatakan dalam skenario terburuk dan risiko terbesar adalah apa yang terjadi sekarang di Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya di luar Asia. "Ini adalah masa yang sangat tidak pasti, tidak ada yang tahu jawabannya dan pasar benar-benar panik," katanya seperti dikutip dari Reuters.

Bursa Saham di ChinaSeorang pelaku bursa tengah melihat pergerakan saham di Bursa Saham Shanghai. Penyebaran virus corona berimbas terhadap bursa saham di China yang mengalami penurunan tajam. (Foto: BBC News).

Indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International) acuan 50 negara turun lebih dari satu persendan hampir 10 persen untuk minggu ini. Penurunan indeks MSCI ini merupakan yang terburuk sejak Oktober 2008. MSCI adalah indeks pasar saham tertimbang kapitalisasi pasar dari 1.644 saham perusahaan di seluruh dunia.  MSCI digunakan sebagai patokan umum untuk dana saham global untuk mewakili bagian luas dari pasar global.

Bursa saham Wall Street anjlok 4,4 persen pada perdagangan Kamis, penurunan terbesa sejak Agutus 2011. Indeks saham Futures hanya turun tipis 1 persen. Namun indeks S&P 500 terjun 12 persen sejak mencapai rekor tertinggi sembilan hari yang lalu.

Sementara bursa saham Eropa merosot sampai lima persen. Saham maskapai penerbangan dan biro perjalanan mencatat penurunan terbesar, anjlok 18 persen. Ini merupakan penuruan terburuk sejak terjadinya serangan teroris yang menghancurkan gedung kembar World Trade Centre Amerika Serikat pada 9 November 2001.

Di Asia, indeks regional MSCI tidak termasuk Jepang turun 2,6 peresn. Sedangkan indeks Nikkei Jepang merosot 3,7 persen karena meningkatnya kekhawatiran batalnya penyelenggaraan Olimpiade yang direncanakan pada Juli-Agutus karena virus corona.

"Virus corona sekarang terlihat seperti pandemi. Namun pasar dapat mengatasi bahkan jika risiko besar bisa diatasi selama kita dapat melihat ujung terowongan," kata Norihiro Fujito, Kepala Strategi Investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Bursa di ASEAN Berdarah Kena Imbas Virus Corona
Bursa saham di ASEAN kembali mendapat tekanan negatif imbas penyebaran virus corona jenis COVID-19 yang semakin meluas.
Rupiah-Bursa Lemah, BI: Investor Global Takut Corona
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah dan bursa yang cenderung melemah terpengaruh oleh investor global.
Rupiah Melemah, Airlangga Hartarto Serahkan ke Bursa
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan nilai tukar rupiah yang saat ini melemah disebabkan beberapa hal.
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck