Jakarta - Pakar Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta mengatakan pemilihan Panglima TNI sepenuhnya adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, dia berharap Jokowi menentukan pilihan kepada sosok yang dibutuhkan oleh negara.
Stanisluas menjelaskan, pergantian Panglima TNI harus berbicara tentang aturannya, yaitu mengacu pada pasal 13 UU nomor 34 tahun 2004, dimana yang berkesempatan menempati posisi itu adalah Kepala Staf yang saat ini masih menjabat.
Tanpa mendahului dan tetap menghormati hak prerogatif Presiden, maka jika melihat kebutuhan tersebut maka KSAD adalah calon terkuat
"Jika melihat aturan tersebut maka yang berpeluang adalah para Kepala Staf yang sekarang menjabat yaitu KSAD (Jenderal Andika Perkasa), KSAL (Laksamana TNI Yudo Margono), dan KSAU (Marsekal TNI Fadjar Prasetyo)," kata Stanislaus dihubungi Tagar, Minggu, 24 Januari 2021.
Dia berpandangan, aturan soal Panglima TNI memberikan pilihan yang terbatas kepada Presiden Jokowi, yaitu hanya perwira tinggi yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf.
"Padahal TNI mempunyai banyak kader-kader dengan kemampuan dan pengalaman yang sangat baik tapi karena belum pernah menjadi Kepala Staf sehingga tidak bisa dipilih menjadi Panglima TNI," ujarnya.
Dengan pilihan saat ini yang hanya ada tiga, maka kata dia, Presiden tinggal memilih sesuai kebutuhan organisasi dengan melihat berbagai pertimbangan termasuk trend ancaman pertahanan ke depan yang semakin kompleks dan asimetris, serta dipengaruhi oleh dinamika tingkat global.
"Jika melihat trend ke depan maka saya mendukung jika perwira tinggi yang dipilih adalah yang mempunyai kekuatan jaringan internasional yang kuat, mempunyai kemampuan intelijen yang cukup tajam sehingga mampu membaca segala potensi ancaman dan mampu menjalankan strategi untuk mencegahnya, paham dengan kebutuhan pengembangan TNI, dekat dengan prajurit, dan terakhir seirama dengan Presiden sebagai Panglima tertinggi," kata dia.
Kendati demikian, dia menegaskan, jika melihat kebutuhan yang disebutkan di atas, sesungguhnya calon terkuat Panglima TNI selanjutnya adalah KSAD, dimana saat ini dijabat oleh Jenderal Andika Perkasa.
"Tanpa mendahului dan tetap menghormati hak prerogatif Presiden, maka jika melihat kebutuhan tersebut maka KSAD adalah calon terkuat," tuturnya.
Dia berharap, Presiden Jokowi dapat memilih Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, sesuai dengan kebutuhan negara Indonesia.
- Baca juga: Andika Perkasa Calon Panglima TNI dan Kuda Hitam Pilpres 2024
- Baca juga: Panglima TNI: Lokasi Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan
"Pilih sesuai dengan kebutuhan negara dan kebutuhan organisasi. TNI adalah alat negara yang menjadi benteng terakhir dan terkuat dari segala ancaman. Figur dan kinerja Panglima TNI yang dipilih menjadi salah satu faktor menentukan situasi negara ini, terutama dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman negara yang kompleks, asimetris, dan dipengaruhi oleh dinamika global," ucap Stanislaus.[]