Pak Yul, Pergi Dalam Sunyi

Selamat menempuh perjalanan kedua, Yulius Silalahi. Cepat atau lambat kami akan menyusulmu.
Yulius Silalahi lahir 31 Mei 1962, wafat 19 Oktober 2018. (Foto: Dok. Keluarga)

Oleh: Siti Afifiyah*

Jumat dua pekan lalu tepatnya 19 Oktober 2018 dunia serasa berhenti berputar di lingkungan Tagar News, Jakarta. Semua orang terhenyak, lemas sekaligus ngilu, segala emosi campur aduk tak terkatakan. Tak percaya dengan kabar itu. Kabar bahwa seorang di antara kami, Yulius Silalahi Redaktur Tagar News telah pergi untuk selamanya.  

Pak Yul, begitu saya memanggilnya, pergi dalam sunyi. Jam lima pagi alarmnya berdering membangunkannya, namun ia bergeming. Sampai Kinan, putri bungsunya, menemukan ayahnya detak jantungnya telah berhenti.

Ia seorang wartawan yang gigih. Mencinta bahkan sampai taraf tergila-gila pada pekerjaannya. Kalau saja tubuh tidak membutuhkan istirahat, mungkin ia akan terus bekerja sepanjang waktu, menuliskan cerita orang-orang.

Kini ia sendiri telah menjadi cerita.  

Ia telah melalui banyak hal, termasuk suatu kali seperti yang ia pernah ceritakan, ia diculik dan disekap tentara ketika meliput sengketa tanah pada zaman Orde Baru. Hal semacam itu tidak membuatnya jera untuk menjadi wartawan. Saya waktu itu berucap ingin menovelkan pengalamannya yang mendebarkan itu, namun rencana itu belum diwujudkan, ia telah pergi. 

Di kantor redaksi Tagar News, ia duduk tepat di samping kiri saya. Nyaris setiap hari ia memesan ikan untuk menu makan siangnya. Entahlah. Apakah karena ia tahu kelemahannya ada pada jantungnya, sehingga ia nyaris selalu makan ikan.

Menurut penelitian dilakukan Harvard Medical School, mengkonsumsi ikan setidaknya dua kali seminggu dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko serangan jantung. Ikan kaya asam lemak omega-3 dan vitamin E. Nutrisi ini memiliki kemampuan untuk mencegah pembentukan bekuan darah di arteri untuk memungkinkan aliran darah yang sehat ke jantung. 

Pak Yul Jumat dini hari itu ditemukan anaknya dalam keadaan meringkuk, tangannya memegang dada kirinya. Apakah ia terkena serangan jantung? Tidak ada yang bisa memastikan.

Ia tak pernah mengeluhkan penyakit yang serius.

Beberapa minggu menjelang akhir hayatnya, Pak Yul jarang datang ke kantor, namun di rumah sebisa mungkin ia terus menjalankan tugasnya. Ia hanya mengatakan flu atau tidak enak badan.

Pak Yul dedikasinya dalam bekerja menjadi inspirasi. Bahwa hanya dengan mencinta pekerjaan, bekerja sesuai panggilan hati, kita mampu bertahan dari hari ke hari. Tidak gentar menghadapi rintangan.

Selamat jalan, Pak Yul… cepat atau lambat kami akan menyusulmu. []

*Penulis adalah Jurnalis Tagar News

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.