Pacu Sektor Tekstil, Kemenperin Beri Bantuan Mesin untuk IKM

Kemenperin akan memberikan mesin dan peralatan produksi bagi IKM untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing di industri tekstil.
Pelaku usaha memanfaatkan limbah kain dari industri tekstil yang dijadikan celana dalam untuk diekspor ke Nigeria, bahkan permintaan pasar nasional masih belum terpenuhi akibat kekurangan bahan baku limbah kain ditambah kesulitan mencari tenaga pekerja. (Foto: Antara/Adeng Bustomi)

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memfasilitasi pemberian mesin dan peralatan produksi bagi pelaku industri kecil menengah (IKM). Ini bertujuan untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing terlebih dengan adanya dampak pandemi Covid-19.

"Guna merespons kondisi saat ini, pelaku IKM perlu meningkatkan daya saingnya, baik melalui peningkatan kualitas atau pun standar produk yang dipersyaratkan oleh buyers dengan didukung sistem manajemen produksi yang efisien," kaa Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat, 25 September 2020.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Gati, Kemenperin sudah memberikan bantuan mesin dan alat produksi kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tekstil Majalaya. Mesin dan peralatan tersebut, seperti High Speed Assembly Winder Machine, Short Fiber Two-For-One Twister, dan Twist Tester Electric Machine.

"Kami berharap, adanya fasilitas ini, dapat mengoptimalkan pelayanan UPT Tekstil Majalaya sehingga bisa memenuhi kebutuhan para pelaku IKM TPT Majalaya dan sekitarnya," ucap Gati.

Terlebih, sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi salah satu sektor yang terpenting dalam perekonomian nasional. "Selama ini, industri TPT adalah penyerap tenaga kerja yang banyak dan penghasil devisa yang signfikan sehingga sektor ini masih menjadi andalan," ujar Gati.

Tercatat, sepanjang tahun 2019, kinerja ekspor industri TPT mencapai US$ 12,89 miliar. Pada periode Januari-Juli tahun 2020 sudah menembus angka sampai US$ 6,15 miliar.

Pelaku industri TPT di Indonesia, kata Gati, sangat keras dalam memperjuangkan keberlangsungan usahanya terlebih dengan adanya dampak pandemi Covid-19. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan II tahun 2020, industri TPT turut berkontribusi terhadap PDB sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,93 persen.

"Sedangkan untuk kontribusi terhadap PDB ekonomi, industri TPT menempati urutan keempat kontributor terbesar, yang mencapai 1,24 persen," ujar Gati.

Terlebih, kata Gati, dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ikut berdampak pada usaha sektor industri TPT. Alhasil, ada beberapa toko tekstil tutup sehingga mengurangi permintaan produksi di pabrik.

Untuk itu, kata dia, pihaknya bertekad untuk memberikan pendampingan kepada para pelaku industri TPT terutama yang berskala IKM. Ini bertujuan agar usaha mereka mampu terus bertahan di tengah pandemi dan berusaha beradaptasi dengan kebiasaan baru saat ini.

"Kami selaku pembina IKM telah melaksanakan berbagai kegiatan dan fasilitasi agar para IKM tersebut mampu bertahan di masa sekarang. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, antara lain adalah penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi mesin dan peralatan, bimbingan teknis serta pendampingan dan workshop online," tutur Gati.

Berita terkait
Raih Pagu Anggaran Rp3,18 Triliun, Ini Program Kemenperin
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendapatkan pagu anggaran untuk tahun 2021 sebesar Rp 3,18 triliun.
Tekan Impor Farmasi, Kemenperin Fokus Riset Bahan Baku Lokal
Kemenperin terus mendorong pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bahan baku industri farmasi di dalam negeri.
Kemenperin Siap Evaluasi Kebijakan Saat Pandemi
Kemenperin siap mengevaluasi kebijakan yang telah diambil dalam menanggapi dampak pandemi.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.