PA 212: Kolaborasi Jokowi dan Prabowo Hasilnya Nihil

PA 212 mengaku kecewa dengan pemerintahan Jokowi meski Prabowo sudah merapat, menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2019. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta - Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengaku kecewa tak ada dampak signifikan dalam pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) jilid II meski Prabowo Subianto yang dahulu menyatakan oposisi merapat kemudian menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Kerja.

"Saya pribadi sebagai rakyat biasa sampai saat ini (pemerintahan) sudah lebih 100 hari masa kerja, masa rezim yang berkuasa saat ini tidak menghasilkan apa-apa," kata Novel kepada Tagar.

Apalagi di bidang hukum yang selama ini kita mengharapkan keadilan namun seperti 'panggang jauh dari api'

Novel mengatakan tak ada perubahan yang dapat dirasakan masyarakat terutama dalam isu penuntasan masalah hak asasi manusia (HAM) dan penegakan hukum di Tanah Air. Alih-alih menegakkan keadilan, kata Novel, justru yang terjadi adalah supremasi hukum semakin lemah sementara rakyat makin tidak berdaya menghadapi sejumlah orang yang dianggap dekat dengan penguasa.

"Apalagi di bidang hukum yang selama ini kita mengharapkan keadilan namun seperti 'panggang jauh dari api', padahal dua kekuatan sudah dilebur koalisi 01 dan satu partai dari kubu 02. Seharusnya sudah bisa bersama menyelesaikan persoalan hukum ini," ujarnya.

Dia mencontohkan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh sejumlah orang. Meski sudah dilaporkan ke polisi, kata dia, hingga saat ini orang yang dituding melakukan tindakan itu masih berkeliaran bebas.

"Ulama, tokoh serta aktivis sampai saat ini masih dikriminalisasikan. Para penista agama masih bebas berkeliaran di negeri yang berke-Tuhan-an yang Maha Esa ini. Sukmawati, Muwafiq, Viktor Laiskodat, Guntur Romli, Ade Armando dan Abu Janda," ucapnya.

Lebih lanjut, Novel mengatakan sejumlah tindakan intoleransi juga tak terselesaikan dan makin suram saat ini. Dia mencontohkan kasus pengerusakan tempat ibadah seperti di salah satu masjid di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kasus seperti itu sepatutnya dapat diselesaikan dengan cepat oleh pemerintahan agar tidak menjadi preseden buruk di masa depan.

"Bahkan negara ini sudah menjadi darurat penista agama sampai terjadi lagi pengerusakan masjid. Padahal kasus pembantaian umat Islam di Papua sampai saat ini tidak terselesaikan oleh negara yang akhirnya masjid berani dirusak di Minahasa Utara," katanya.

Novel kemudian menyinggung soal perekonomian Indonesia yang juga tak berubah. Hal itu, kata dia, dapat dibuktikan dengan semakin melejitnya harga-harga pokok.

"Juga masalah ekonomi yang harga-harga semakin menjadi jadi naik terus menyusahkan rakyat. Jadi jelas rapor merah buat pemerintahan lebih 100 hari," tutur dia. []

Berita terkait
Demo Mahasiswa Semarang 100 Hari Kerja Jokowi-Ma'ruf
Demo yang dilakukan oleh mahasiswa Semarang sempat memblokir jalur Pantura sehingga menyebabkan kemacetan sepanjang 5 kilometer.
Hadiah 100 Hari Jokowi-Ma'ruf Amin dari Bank Dunia
Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman mengatakan ada hadiah untuk 100 hari kerja pemerintahan Jokowi-Maruf Amin dari Bank Dunia.
Ma'ruf Amin ke Mana Selama 100 Hari Kerja Jokowi?
Wakil Presiden Maruf Amin dinilai tak terlihat sepanjang 100 hari kerja Presiden Jokowi. Ke mana?
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.