TAGAR.id – Pesan-pesan bernada rasis itu dilaporkan dikirim kepada warga kulit hitam Amerika Serikat (AS) di beberapa negara bagian, termasuk Alabama, North Carolina, Virginia dan Pennsylvania.
The National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) pada Kamis (8/11/2024) mengecam beredarnya pesan teks rasis yang merujuk pada perbudakan, yang dikirim secara anonim kepada warga kulit hitam Amerika minggu ini, seiring berakhirnya pemilu presiden Amerika Serikat.
NAACP adalah organisasi hak-hak sipil AS yang dibentuk pada 1909 sebagai upaya antarras untuk memajukan keadilan, menjamin kesetaraan hak politik, pendidikan, sosial dan ekonomi bagi semua orang, dan menghapus diskriminasi berdasarkan ras.
Pesan-pesan itu dilaporkan dikirim kepada warga kulit hitam Amerika di beberapa negara bagian, termasuk Alabama, North Carolina, Virginia dan Pennsylvania. Kantor berita Associated Press melaporkan sejumlah siswa sekolah menengah dan mahasiswa termasuk di antara mereka yang menerima pesan teks rasis itu.
Dalam sebuah pernyataan NAACP mengatakan pesan-pesan itu menyerukan kepada penerimanya untuk melapor ke perkebunan untuk memetik kapas.
Presiden NAACP, Derrick Johnson, dalam sebuah pernyataan mengatakan “Tindakan-tindakan ini tidak normal. Dan kami menolak upaya untuk menormalisasi tindakan-tindakan terse but.”
Lebih jauh Johnson mengatakan “Pesan-pesan ini mewakili peningkatan yang mengkhawatirkan atas retorika keji dan menjijikkan dari kelompok-kelompok rasis di seluruh negeri, yang sekarang merasa berani untuk menyebarkan kebencian dan menyulut api ketakutan yang dirasakan oleh banyak dari kita setelah hasil pemilu pada Selasa.”
Kantor berita Reuters melaporkan Biro Penyidik Federal (FBI) pada Kamis (7/11) mengatakan telah menghubungi Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan otoritas federal lainnya mengenai “pesan-pesan yang menyinggung dan rasis.”
Banyak warga kulit hitam Amerika khawatir akan kemunduran hak-hak sipil setelah janji Trump untuk mengakhiri program keberagaman dan inklusi federal.
Presiden terpilih ini menyangkal bahwa dirinya rasis, dan mengatakan bahwa agenda ekonominya akan menguntungkan semua orang Amerika, termasuk warga kulit hitam.
Juru bicara Gedung Putih belum menanggapi permintaan komentar yang dikirim setelah jam kerja normal di Washington DC.
Menjelang pemilihan umum pada Selasa di Amerika Serikat, terjadi peningkatan terbesar dalam kekerasan politik AS sejak tahun 1970-an, yang mencakup beberapa serangan rasis terhadap pendukung Wakil Presiden Kamala Harris, perempuan kulit berwarna pertama yang menjadi kandidat utama partai besar. (em/ft)/voaindonesia.com/VOA. []