Untuk Indonesia

Opini: Persiapan Pasca 16 Agustus 2021

Yang kita butuhkan saat ini adalah kesadaran dan kedisiplinan penuh untuk tetap prokes ketat dan mengikuti vaksinasi nasional.
Ilustrasi - (Foto: Tagar/Pexels/Markus Spiske)

Dalam seminggu perpanjangan PPKM, hingga tanggal 16 Agustus 2021, pemerintah fokus bekerja membenahi tatakelola Faskes dan teknis pelaksanaan isoman mandiri, agar angka kematian akibat covid-19 bisa menurun.

Jika pelaksanaan PPKM seminggu kedepan berjalan baik, paling tidak seperti sebelumnya, saya yakin tren menurun spontan akan terjadi. Kita akan melandai di kisaran angka 15.000an perhari. Saya mengusulkan pasca 16 Agustus 2021 sebagai berikut.

Satu, longgarkan karantina wilayah terutama bagi pelaku ekonomi dengan prokes ketat. Ingat dunia sedang diterjang badai third wave. Energi di luar sana sedang sangat tinggi, potensial mempromote kondisi Indonesia untuk diterjang badai third wave. Lebih baik melandai di angka 15000-an dalam waktu lama daripada menghadapi third wave.

Dua, benahi supply-chain fasilitas penunjang operasional Faskes, terutama di luar Jawa. Bangun BUMN yang memproduksi gas medis dan riset: O2, CO2, N2, He, Ar, dan lain-lain. Produsen gas medis dan riset harus dekat dengan konsumen, sehingga ketika kondisi kedaruratan terjadi supply-chain masih tetap terjaga.

Tiga, percepat proses vaksinasi nasional terutama pada usia produktif: anak, pelajar dan mahasiswa.


Yang kita butuhkan saat ini adalah kesadaran dan kedisiplinan penuh untuk tetap prokes ketat dan mengikuti vaksinasi nasional.


Empat, segera buka sekolah dan kampus.

Lima, dalam tiga tahun terakhir kepemimpinan Presiden Jokowi, bangun industri hulu: kimia dan logam dasar. Kemandirian Nasional berhulu dari situ, terutama untuk industri farmasi dan kedokteran.

Enam, evaluasi UU Kedokteran dan Keperawatan, untuk lebih mengakomodir kualitas, mental juang, dan ketersediaan. Dokter dan perawat adalah pekerja sosial, tidak layak pendidikannya dibuat mahal dan eksklusif. Harus murah, syukur-syukur digratiskan.

Tidak perlu takut menghadapi pandemi Covid-19. Kita pernah mengalami pandemi mengerikan yang menerjang umat manusia di bumi yaitu flu spanyol di 1918-1921, dan HIV/Aids di tahun 1980-an, yang menelan korban hingga 100 juta dan 65 juta. Yang kita butuhkan saat ini adalah kesadaran dan kedisiplinan penuh untuk tetap prokes ketat dan mengikuti vaksinasi nasional.

Tidak perlu mendengarkan omongannya kadrun yang nalarnya pincang dan degleng. Besides, kadrun bukan ciri kelompok mayoritas, kadrun juga ada di kelompok minoritas karena otaknya yang pandir atau dungu.

Badai pasti berlalu. 

*Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Ketua Dewan Pakar Seknas Jokowi

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Pemerintah Membolehkan Buka Pusat Belanja

Berita terkait
Ada Potensi 1 Juta Kasus Covid-19 Tak Terdeteksi Selama PPKM
Ada potensi lolosnya kasus infeksi pada 10 hari terakhir selama PPKM yang akan berdampak pada kasus-kasus yang menjadi banyak.
Kemal Palevi: Gemes Lihat Pengumuman PPKM Dicicil Terus
Artis Kemal Pahevi merasa gemas lantaran pengumuman perpanjangan PPKM terus dicicil oleh pemerintah yang sudah seperti pengumuman Ujian Nasional.
PPKM: Lansia dan Anak di Bawah 12 Tahun Dilarang Masuk Mal
Inmendagri itu dikeluarkan di Jakarta dan ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 9 Agustus 2021.