Opini: Kurikulum 2022, Kemunduran Peradaban

Perguruan tinggi mendidik mahasiswa/mahasiswi untuk siap beradaptasi dengan dunia kerja.
Ilustrasi - Belajar di Perguruan Tinggi. (Foto: Tagar/Pixabay/nikolayhg)

Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph.D.


Saya sekilas membaca Kurikulum 2022 dan saya fokus membahas dihapusnya jurusan IPA, IPS dan Bahasa di tingkat SMA.

Tingkat SMA adalah persiapan kuliah di perguruan tinggi. Dengan dihapusnya jurusan IPA, IPS dan Bahasa, maka jelas, pelajaran di tingkat SMA akan mbanci, serba nanggung dan tidak tuntas. Permasalahan ini akan menjadi beban berat bagi perguruan tinggi, karena menerima mahasiswa/mahasiswi yang serba tanggung.

Disaat negara-negara maju fokus pada spesialis profesi dan keilmuan yang sempit dan tajam, sesuai kebutuhan atau ketersesediaan dunia kerja dan pengembangan keilmuannya, Indonesia malah kembali ke jaman Aristoteles, generalis. Saya tidak pernah paham dengan cara berfikir konyol seperti ini. Ini hanya membawa kemunduran peradaban manusia Indonesia.

Kalau dalihnya niru negara maju, negara maju mana? Di Perancis, anak tingkat SMA dijuruskan IPA, IPS dan Bahasa di semester 2. Setelah lulus SMA, ada dua jalur, mau kuliah di universitas atau school of engineering. Kalau mau masuk universitas, lulus SMA bisa langsung kuliah. Kalau mau masuk school of engineering, lulus SMA, mereka harus preparasi dua tahun, mendalami kembali pelajaran fisika, kimia dan matematika. 

Di akhir dua tahun ada ujian nasional, nilainya diranking, bagi yang tertinggi nilainya bisa masuk Polytechnique de Paris, dan seterusnya. Ada lima school of engineering top di Perancis. Di Jerman, Swedia, Belanda, sama saja. Inggris lebih dini masuk tahap spesialisasi. Di tingkat undergraduate, mahasiswa/mahasiswi kimia, langsung dijuruskan di semester 1 ke jurusan inorganic chemistry, surface chemistry, physical chemistry, dan organic chemistry. Lalu Indonesia berkiblat kemana?

Indonesia mau dibawa kemana? Saya sakit hati, sangat sakit hati, jika ada pejabat negara secara sarkastik menghina lulusan perguruan tinggi Indonesia yang konon katanya tidak siap kerja, tidak kompetitif, dan seterusnya. 

Perguruan tinggi tidak pernah mendidik mahasiswa/mahasiswi untuk siap kerja, tidak pernah. Perguruan tinggi mendidik mahasiswa/mahasiswi untuk siap beradaptasi dengan dunia kerja. 

Kematangan seorang alumni perguruan tinggi menguasai ilmu dasar, sangat menentukan tingkat fleksibilitas dan adaptifnya pada dunia profesi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Perguruan tinggi bukan tempat kursus singkat, yang bermodalkan meja, kursi, laptop, papan tulis, dll, namun suatu komunitas yang tekun dan sustainable membangun tradisi keilmuan.

Batalkan Kurikulum 2022 demi kemajuan bangsa dan negara.[]


*Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Ketua Dewan Pakar Seknas Jokowi


Berita terkait
Kemendikbudristek Siap Rancang Kurikulum Prototipe
BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyebut pihaknya siap merancang kurikulum prototipe sebagai opsi kebijakan kurikulum pemulihan.
Sejarah Warga Kulit Hitam Kurikulum Wajib Sekolah di Wales
Sejarah warga kulit hitam jadi bagian wajib dari kurikulum sekolah di Wales, yang pertama di Britania Raya
Perdagangan Manusia Dalam Kurikulum Baru Sekolah di Kamboja
Murid sekolah di Kamboja akan mendapat mata pelajaran baru tentang perdagangan manusia (human trafficking) mulai awal tahun 2021