Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar mengenai perdebatan antara konsep normalisasi dan naturalisasi sungai yang tengah menghangat belakangan ini.
Anies Baswedan: Apapun pandangan terkait dengan kebijakan, (ada) ribuan (korban) saat ini berdampak banjir.
Kedua kebijakan tersebut menjadi buah bibir masyarakat karena meluapnya air sungai di ibu kota, yang mengakibatkan terjadinya banjir besar di awal pergantian tahun.
"Sesudah ini (banjir) semua selesai, nanti kita bisa diskusikan soal kebijakan," kata Anies usai menyambangi pengungsi di Rusun Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat, 3 Januari 2020.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode 2014-2016 itu hanya menginginkan jajarannya beserta masyarakat harus fokus membantu ribuan warga Jakarta yang kini masih terdampak banjir. Anies belum mau berdebat soal naturalisasi versus normalisasi sungai.
Baca juga: Anies Baswedan Ogah Apresiasi Pihak Ini Soal Banjir
"Apapun pandangan terkait dengan kebijakan, (ada) ribuan (korban) saat ini berdampak banjir," ucapnya.
Dia menyebut yang dibutuhkan warga saat ini adalah solidaritas. Oleh sebab itu, dirinya ingin memberikan pelayanan terbaik kepada para pengungsi yang terdampak banjir.
"Masyarakat saat ini sedang butuh solidaritas, kebersamaan," tuturnya.
Anies juga mengingatkan perlunya komunikasi lintas elemen dan lembaga terkait persoalan banjir yang menerpa Jakarta. Jika komunikasi tidak berjalan dengan baik, menurut Anies, masalah lain akan muncul di lapangan.
"Saya harap ada komunikasi intensif untuk menghindari ketidaksaling pemahaman. Lalu muncul friksi lalu muncul masalah," kata Anies di Balaikota, Jumat 3 Januari 2020.
Baca juga: Banjir Jakarta, Demokrat-PSI Sudutkan Anies Baswedan
Sebelumnya, Anies dikritik oleh Kementerian PUPR lantaran tidak menyelesaikan program normalisasi sungai. Menurut Kementerian PUPR, tidak berlanjutnya normalisasi sungai berdampak pada banjir seperti yang melanda Jakarta awal tahun 2020.
Seperti diketahui, DKI-1 enggan melanjutkan proyek normalisasi era gubernur terdahulu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang membuat sungai terpisah dengan dinding dari beton.
Sejak dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017, Anies Baswedan berkomitmen meluncurkan program naturalisasi sungai yang menguatkan dinding alami sungai dari bronjong atau batu kali. []