Untuk Indonesia

Nenekku Sayang, Nenekku Malang

Nenekku Sayang, Nenekku Malang. Mendekati hari H pencoblosan 17 April semakin banyak kejadian lucu terutama dari kubu paslon 02.
Denny Siregar penulis buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"

Oleh: Denny Siregar*

Semakin mendekati hari H pencoblosan tanggal 17 April semakin banyak kejadian lucu terutama dari kubu paslon 02.

Sebelumnya kita ketawa dengan banyak kejadian lucu dari Cawapres 02 Sandiaga Uno dengan atraksi tempe setipis ATM dan petai di kepala.

Kejadian-kejadian lucu ini kelihatannya strategi supaya banyak diperbincangkan banyak orang dan menjadi trending topik dengan harapan nama Sandiaga akan disebut dan diingat banyak orang.

Tetapi tetap saja tidak menaikkan suara. Angka survei terus bertahan di level 34 persenan dan tidak naik juga tidak turun ke bawah. Padahal sejatinya Sandiaga Uno dijadikan andalan kubu 02 untuk menarik suara, karena nama Prabowo sudah masuk pada level jenuh.

Akhirnya Sandiaga mengubah strategi dengan memainkan sinetron berseri. Mulai "nelayan" sampai "tukang bawang" dikerahkan untuk membuat sebuah cerita tragis. Bahkan ada sinetron "penuh lumpur" untuk menarik simpati massa.

Tapi sialnya, semua sinetron itu ketahuan settingan. Si nelayan sesudah diselidiki ternyata pengelola game PS sewaan. Si tukang bawang masuk penjara karena penganiayaan. Bahkan si manusia lumpur diketawain banyak orang karena ternyata punggungnya bersih berkilau laksana lantai marmer yang dipel harian.

Gagal lah sinetron yang diharapkan membawa tangis dan duka warga yang kesusahan. Yang ada meme-meme penuh candaan dan sindiran.

Panitia kesal. Oke, coba lagi. Kali ini skenario diubah dengan menampilkan mahasiswi yang kesengsem dan ingin dinikahi. Eh, kebongkar lagi. Si Mahasiswi malu karena diejek teman-temannya dan mengaku kalau ia dipaksa harus berbicara sesuai settingan.

Orang ketawa lagi... kali ini terbahak-bahak sampai lupa dosa.

Karena Sandi gagal, akhirnya Prabowo ambil alih peran. Cerita apa yang harus dinaikkan? Semua sudah, gendong anak kecil juga sudah meski pas dipotret si anak terlihat pingsan. Ah, coba nenek-nenek saja.

Akhirnya sinetron babak baru dengan judul "nenekku sayang nenekku malang" diorbitkan dengan foto yang harus sedramatis mungkin supaya orang melihat bahwa Prabowo pun mampu berkasih sayang dengan rakyat jelata.

Oalah, gak lama terbongkar juga si nenek ternyata dikasih 500 ribu rupiah untuk satu adegan saja. Dan si nenek dengan riang gembira mengaku tanpa merasa berdosa membuat panitia marah, "gagal lagi gagal lagi sonnn...," teriak mereka.

Kenapa mereka harus membuat sinetron picisan seperti itu?

Untuk melawan pesona Jokowi yang setiap kunjungan selalu mendapat perhatian tulus rakyat. Setiap foto Jokowi yang bergandengan, memeluk, bersalaman membangun kecintaan pada Jokowi semakin meningkat. Hasilnya rentang survei keduanya semakin melebar. Jokowi tercitrakan humanis, Prabowo malah terkesan galak dan menyeramkan.

Akhirnya harus dibuat sebuah kejadian dengan skenario yang kadang dadakan, untuk membangun citra Prabowo dan Sandiaga. Tapi gagal karena mata netizen ternyata lebih terjaga.

Mungkin ya ada satu strategi yang jadul tapi bisa saja berhasil. Misalnya, Prabowo nyamar jadi tukang becak. Atau Sandiaga mendadak jadi pengamen di pinggir jalan supaya terkesan merakyat. Mirip Wiranto dulu di tahun 2009.

Cuman Wiranto dulu gagal karena terlalu gagah dan kota. Mungkin paslon 02 lebih cocok dan menambah kesan.

Coba deh, siapa tahu lho berhasil.

Mau seruput, tapi takut gendut.

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.