Nasib Puluhan Mahasiswa Aceh yang Telantar di Yogyakarta

Puluhan mahasiswa asal Aceh Besar telantar di Yogyakarta. Sewa asrama belum dibayarkan oleh pemkab asalnya.
Sejumlah mahasiswa sedang memindahkan barang-barang dari Asrama Aceh Besar Jalan Sumatera nomor 2, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta. (Foto: Tagar/Istimewa)

Sleman - Puluhan mahasiswa asal Aceh Besar yang sedang menjalani pendidikan di Kota Pelajar Yogyakarta telantar. Pasalnya anggaran para mahasiswa yang diperuntukkan untuk sewa asrama tak kunjung turun.

Padahal pihak pemerintah daerah setempat menjanjikan anggaran akan turun pada 2019 lalu. Namun janjinya tak kunjung terealiasi sampai saat ini. Terburuknya, puluhan mahasiswa terancam angkat kaki karena sewa kontrak bangunan sudah habis.

Ketua paguyuban Keluarga Aceh Beser Yogyakarta (KABY) Redha Maulana mengatakan, masa sewa asrama yang ditempati sejak 2019 habis per tanggal 20 November 2020. Jumlahnya 20 orang yang terancam angkat kaki dari rumah asrama Mahasiswa Aceh Besar, Jalan Sumatera nomor 2, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.

Baca Juga:

“Karena tidak ada kejelasan dari pihak Pemda Aceh, mulai Senin 26 Oktober 2020, beberapa orang sudah pindah ke indekos teman dan beberapa orang pindah ke asrama provinsi,” kata Redha kepada wartawan saat dikonfirmasi, Rabu, 28 Oktober 2020.

Mereka menilai bahwa tidak ada kepedulian Pemerintah Daerah Aceh Besar terhadap nasib mahasiswa yang tengah menjalani pendidikan Yogyakarta. Padahal pemerintah daerah melalui eksekutif dan legislatif berjanji akan mengalokasikan anggaran tersebut, namun pada kenyataannya pemda Aceh malah menyengsarakan.

Karena tidak ada kejelasan dari pihak Pemda Aceh, mulai Senin 26 Oktober 2020, beberapa orang sudah pindah ke indekos teman dan beberapa orang pindah ke asrama provinsi.

Merek juga menyayangkan sikap Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali juga tak menggubris persoalan yang sedang dihadapi mahasiswanya di Yogyakarta. Janji Bupati saat bertarung merebut kursi kepemimpinan pada Pemilu tak pernah terealisasi, hanya janji-janji saja.

“Visi untuk mendorong masyarakat mengembangkan diri dalam hal pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan komunitas hanya omong kosong,”ucapnya.

Baca Juga:

Sementara ini, kata Redha, pihaknya meminta waktu untuk pengosongan asrama selama dua pekan. Ia dan mahasiswa terpaksa menggelontorkan uang sebesar Rp 2 juta untuk masa pengosongannya. "Tanggal 4 November besok kami harus angkat kaki. Kami cukup kecewa dengan sikap dan tak ada keperdulian Pemda terhadap masyarakat terutama yang tengah menempuh pendidikan di sini," katanya penuh kecewa.

Meski begitu, pihaknya terus meminta Pemda Aceh untuk menepati janji tersebut. Mahasiswa meminta agar masa sewa asrama tempat tinggalnya diperpanjang. []

Berita terkait
Mahasiswa Luar Jawa Membusuk di Kamar Kos Yogyakarta
Mahasiswi asal Karo Sumatera Utara ditemukan sudah membusuk di kamar kosnya di Yogyakarta. Tidak ada tanda penganiayaan dalam tubuhnya.
Beringharjo Yogyakarta Rapid Test Massal Sambut Long Weekend
Ratusan pedagang Pasar Beringharjo Yogyakarta mengikuti rapid test dalam menyambut long weekend yang diperkirakan dibanjiri wisatawan.
Pesan untuk Pelajar di Yogyakarta Saat Libur Panjang
Akhir Oktober 2020 libur panjang. Pelajar di Yogyakarta tidak dilarang untuk piknik, namun diminta tetap patuh protokol kesehatan.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.