Nabi Ibrahim AS, Ucapan Sebelum Ia Dilempar ke Api

Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud. Saat api padam, ia tetap utuh, hidup. Ini ucapan Sang Nabi sesaat akan dilempar ke bara api.
Ilustrasi - Api. (Foto: Pixabay/Stones)

Jakarta - Nabi Ibrahim AS lahir di zaman kerajaan yang dipimpin Raja Namrud yang saat itu memberlakukan peraturan bayi laki-laki harus dibunuh. Oleh karenanya, ibunda Nabi Ibrahim mengasingkannya ke sebuah gua di dalam hutan yang tidak mungkin diketahui orang-orang.

Tujuan dari peraturan tersebut, Namrud merasa tidak ingin ada yang mengalahkan dan menggantikannya dalam berkuasa. Kehidupan Nabi Ibrahim selalu mendapat perlindungan Allah SWT hingga dirinya selalu selamat setiap menghadapi bahaya. 

‘Hassbunallah wani’mal wakil’ adalah kalimat yang diucapkan Ibrahim –Semoga keselamatan diberikan kepadanya- saat dilempar ke api.

Ketika Nabi Ibrahim AS telah kembali ke masyarakat, ia begitu bingung akan perilaku orang-orang yang menyembah patung berhala. Hampir di sepanjang perjalanan, berbagai rumah dan bangunan selalu terdapat patung berhala untuk disembah masyarakat. Bahkan ketika Ibrahim sampai di rumahnya, benda itu masih ditemukan, ternyata ayahnya bekerja sebagai pembuat patung.

Dari kondisi demikian, Nabi Ibrahim merasa bingung terhadap perilaku masyarakat yang menyembah berhala dan mulai bertanya-tanya kepada dirinya tentang Tuhan. Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan? Nabi Ibrahim dianugerahi Allah berupa mukjizat sebuah pemikiran yang cerdas dan kritis. 

Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Pemikiran Nabi Ibrahim tentang pertanyaan Tuhan selalu berkecamuk. Dalam hatinya bertanya-tanya, "Siapa sebenarnya Tuhan? Benarkah berhala itu adalah Tuhan? Atau justru Raja namrud yang berkuasa itu adalah Tuhan?"

Ketika ia melihat bulan, bintang, dan matahari, mengira bahwa itu Tuhan, namun ternyata benda tersebut menghilang. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa itu bukan Tuhan. 

Proses Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan terdapat dalam ayat suci Alquran dalam Surat Al-An’am Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْءَافِلِينَ

"Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: Inilah Tuhanku, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: Saya tidak suka kepada yang tenggelam." (QS. Al-An’am 6:76)

فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ

"Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: Inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” (QS. Al-An’am 6:77)

فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّى هَٰذَآ أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ

"Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (QS. Al-An’am 6:78)

Setelah itu Nabi Ibrahim tersadar benda-benda berhala bukan Tuhannya sama sekali. Kemudian Allah SWT membisikkan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak kaumnya untuk menyembah Allah SWT. 

Seluruh isi jagat raya serta hukum yang berlaku di dalamnya merupakan bukti keesaan Allah. Maka Nabi Ibrahim AS meyakini bahwa Tuhan hanyalah Allah SWT.

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala Raja Namrud

Pada suatu hari Nabi Ibrahim mencoba menunjukkan di muka umum bahwa berhala bukanlah Tuhan yang sesungguhnya untuk menyadarkan Raja Namrud dan pengikutnya. Nabi Ibrahim menjalankan aksinya saat Raja Namrud bepergian ke luar kota dengan sebagian besar pengikutnya, kemudian ia menghancurkan semua berhala di wilayah Namrud kecuali berhala yang paling besar.

Raja Namrud yang tiba di wilayahnya bersama sebagian besar pengikutnya, sungguh terkejut dan marah besar. Lantas ia mencari siapakah dalang dari kerusakan berhala-berhalanya. Salah satu pengikutnya yang tidak mengikuti perjalanan ke luar kota melihat aksi Nabi Ibrahim. 

Kejadian tersebut dilaporkan kepada Raja Namrud bahwa Nabi Ibrahim pelaku kerusakan berhala tersebut. Raja Namrud marah sejadi-jadinya dan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menghadap kepadanya.

Pada saat Nabi Ibrahim menghadap Raja Namrud, terjadilah percakapan sehingga membuat pengikut Raja Namrud menjadi tersadar dan berpikir jernih. Percakapannya adalah sebagai berikut:

Raja Namrud : “Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”

Nabi Ibrahim : “Bukan!”

Raja Namrud : “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?”

Nabi Ibrahim : “Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?”

Raja Namrud: “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!”

Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?”

Begitu pintar dan cerdiknya Nabi Ibrahim menjawab segala pertanyaan Raja Namrud sembari menunjukkannya kepada sebagian besar pengikutnya. Mereka akhirnya tersadar bahwa Tuhan yang selama ini mereka sembah tidak dapat bergerak, melihat, hanya diam semata. Raja Namrud semakin murka dan tidak terima atas kejadian tersebut.

Nabi Ibrahim AS Dihukum Bakar Hidup-Hidup

Raja Namrud memerintahkan tentaranya untuk menghukum mati Nabi Ibrahim dengan dibakar menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Namun Allah SWT kembali memberikan mukjizat kepada Nabi Ibrahim dan masih utuh hingga padamnya api.

Imam Bukhari dalam shahihnya meriwayatkan:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ( حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ) قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِينَ أُلْقِىَ فِى النَّارِ ، وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ – صلى الله عليه وسلم – حِينَ قَالُوا إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ‘hassbunallah wani’mal wakil’ adalah kalimat yang diucapkan Ibrahim –Semoga keselamatan diberikan kepadanya- saat dilempar ke api. Dan kalimat yang diucapkan Nabi Muhammad saat mereka berkata: ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka’, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung’ (Surah al-Imron ayat 173).”

Melihat Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa, merasa sangat lega dan puas. Namun, begitu terkejutnya mereka, seketika kobaran api yang besar itu padam. Seketika Nabi Ibrahim AS keluar dari puing-puing pembakaran dan selamat tanpa ada luka sedikit pun. Semenjak itu, pengikut Raja Namrud berbondong-bondong menjadi umat Nabi Ibrahim AS untuk mentaati dan semangat berjalan lurus kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim AS Menyembelih Putranya

Nabi Ibrahim dikaruniai anak-anak yang sangat soleh dan diutus oleh Allah SWT untuk menjadi Nabi. Suatu ketika Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi, dan ia berkata kepada putranya yaitu Ismail: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” Perlu dipahami bahwa mimpi para Nabi itu wahyu yang mesti dipenuhi.

Nabi Ismail AS pun bersabar dan mengharapkan rida, pahala dengan menjalankan perintah Allah sebagai wujud berbakti kepada kedua orang tuanya. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak akan dapat dicapai. 

Nabi Ibrahim meyakini bahwa hal tersebut merupakan ujian dari Allah SWT dan wujud cinta-Nya kepadanya. Allah menguji Nabi Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih.

Ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih putranya sambil memandang wajah Nabi Ismail, Allah menunjukkan kembali kuasa-Nya. Seketika Allah SWT menggantikan putranya dengan domba besar sebagai tebusan. Maka Nabi Ibrahim tidak menyembelih putranya, melainkan menyembelih seekor domba. []

Baca juga:

Berita terkait
Kenapa Nabi Selalu Laki-laki, Bukan Perempuan
Dalam Alquran hanya ada 25 nabi yang diceritakan untuk diimani umat Islam. Semua laki-laki. Tidak ada perempuan. Kenapa?
Ketika Aminah Mengandung Nabi Muhammad SAW
Kehidupan masa kecil Aminah hingga ia menikah kemudian mengandung Nabi Muhammad SAW sampai akhirnya meninggal.
Khadijah, Wanita Paling Dicintai Nabi Muhammad SAW
Kisah cinta Khadijah dan Nabi Muhammad SAW berawal dari mitra bisnis. Khadijah lebih tua dan tidak gengsi menyatakan cinta terlebih dulu.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.