Musim Kemarau, Kabupaten Kulon Progo Rawan Kebakaran

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariadi mengatakan, musim kemarau membuat seluruh wilayah Kulon Progo berpotensi tinggi terkena bencana kebakaran.
Proses pemadaman kebakaran lahan di Kulon Progo. (dok. BPBD Kulon progo)

Kulon Progo - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Ariadi mengatakan, musim kemarau membuat seluruh wilayah di Kabupaten Kulon Progo berpotensi tinggi terkena bencana kebakaran. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan berbagai langkah pencegahan.

"Jaringan - jaringan listrik harus benar-benar diperhatikan. Karena 80 persen kebakaran rumah akibat karena konsleting listrik," kata Ariadi kepada Tagar, Rabu, 21 Agustus 2019.

Dia menjelaskan, selain konsleting listrik, penyebab terjadinya kebakaran rumah biasaya dikarenakan kelalaian masyarakat. "Karena itu masyarakat dihimbau untuk tidak meninggalkan masakan saat api masih menyala. Harus dipastikan sudah padam, agar aman," katanya.

80 persen kebakaran rumah akibat karena konsleting listrik.

Hal lain yang perlu diperhatikan lanjut Ariadi adalah terkait dengan kebakaran hutan. Masyarakat harus berhati-hati agar tidak menimbulkan hal tersebut. Mereka yang merokok dihimbau agar tidak membuang puntung rokok sembarangan.

"Saat membuang puntung harus dipastikan api rokok sudah mati. Masyarakat juga dihimbau tidak meninggalkan api yang belum padam saat membakar sampah," tuturnya.

Kawasan rawan kebakaran hutan di wilayah Kabupaten Kulon Progo, telah terdeteksi antara lain ada di Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang dan Sentolo. Selain itu, kebakaran juga dinilai berpotensi tinggi terjadi di lahan perkebunan kering.

"Lahan tebu juga perlu diperhatikan," kata Ariadi.

Kepala BPBD Kulon Progo AriadiKepala BPBD Kulon Progo Ariadi saat memberikan keterangan kepada Tagar, Rabu, 21 Agustus 2019. (Tagar/Harun Susanto)

Kebakaran hutan, baru-baru ini terjadi di lahan seluas sekitar 1 hektare di dekat kawasan Suaka Margasatwa Sermo, Kecamatan Kokap. Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah VI Sermo. 

Sugeng mengatakan, kebakaran tersebut terjadi pada Minggu siang, 18 Agustus 2019, di RT 58 RW 16, Dusun Selo Timur, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap.

Peristiwa tersebut terjadi saat seorang warga membakar sampah daun kering dan kemudian ditinggalkan dalam keadaan masih terbakar. Karena tidak diawasi, api kemudian merembet dan membakar lahan pekarangan milik warga tersebut.

Meski peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa atau kerugian materil, hal ini sangat disayangkan lantaran jika tidak diantisipasi tepat waktu, api akan merembet ke kawasan Suaka Margasatwa Sermo.

"Kami juga melakukan patroli imbauan kepada muda-mudi yang nongkrong di area hutan Suaka Margasatwa Sermo, agar tidak membuang putung rokok sembarangan yang berpotensi menyebabkan kebakaran," tuturnya.

hal senada juga diungkapkan Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 BKSDA DIY, Untung Suripto. Ia mengatakan, sekitar 70 persen kawasan Suaka Margasatwa Sermo, terutama yang berbatasan langsung dengan lahan masyarakat merupakan kawasan rawan kebakaran.

"Peristiwa lahan dan hutan terbakar, biasanya muncul pada puncak musim kemarau, seperti di bulan Agustus sampai September," kata dia.

Lebih lanjut, Untung mengatakan, pembersihan lahan dengan cara dibakar, bekas api unggun yang lupa dibersihkan saat kegiatan kemah, serta kecerobohan masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangan merupakan penyebab terjadinya kebakaran di kawasan itu.

"BKSDA DIY menghimbau agar masyarakat menghindari pembersihan lahan pertanian dengan metode pembakaran. Selain itu juga hindari penggunaan api unggun dalam kegiatan kemah, dan diharap tidak membuang puntung rokok suaka dan segera melaporkan ke pihak berwenang jika terjadi kebakaran," kata Untung.


Berita terkait
Pasca Kebakaran, Lapas Sorong Kekurangan Stok Makanan
Pasca kebakaran, Lapas Klas II B Sorong, Papua, pada Senin 19 Agustus 2019 sore, lapas kekurangan stok makanan.
Kebakaran Hutan Gunung Merapi Belum Padam
Kobaran api tidak bisa dikendalikan dalam waktu singkat karena terkendala medan yang sulit dijangkau dan keterbatasan sinyal komunikasi.
Gubernur Sulsel Minta Sinergi Jaga Kebakaran Hutan
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bersama menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Wilayah Sulawesi Selatan.