Jakarta - Museum London membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi untuk pameran dengan menyumbangkan barang apapun terkait Covid-19. Ini dikarenakan wabah Corona akan menjadi sejarah dunia di masa yang akan datang, sehingga panitia mengajak masyarakat yang berkenan memberikan benda atau produk digital yang memiliki cerita selama pandemi.
Dikutip Metro.co.uk, museum London mengumpulkan barang tersebut dalam program Collecting Covid-19. Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan agar generasi muda yang akan datang bisa mempelajari dan memahami situasi pandemi Covid-19 yang pernah terjadi di dunia.
Dengan adanya program ini, masyarakat tentu bisa saling berbagi pengalaman karantina yang mengubah kehidupan umat manusia seluruh dunia. "Bagaimana ruang telah diubah dalam pembatasan wilayah kehidupan sosial dan kerja orang-orang sekarang secara daring. Pandemi juga telah mempengaruhi pekerja utama dan rumah, anak-anak, serta kaum muda," kata pihak museum seperti dikutip Metro.co.uk.
Sejauh ini tidak sedikit masyarakat yang berpartisipasi dengan mengirimkan barang yang memiliki cerita selama wabah Corona. Tawaran untuk masyarakat menyumbang masih terbuka dan diterima. Jadi, bagi siapa saja yang mau berpartisipasi, caranya sampaikan pesan terlebih dahulu jika ingin menyumbang barang melalui surat elektronik atau mengirim pesan lewat media sosial.
Ini bukanlah kali pertama museum London mengoleksi barang terkait wabah, sebelumnya terdapat koleksi mengenai penyakit cacar yang terjadi pada 1889-1893 dan epidemi flu 1918. Bahkan, Ratu Victoria juga memberikan satu benda yakni sebuah gaun yang memiliki cerita pada masa itu, di mana pakaian tersebut pernah dipakainya ketika pemakaman cucunya yang meninggal akibat influenza pada 1892.
Dilansir dari Lonely Planet, museum London banyak menyimpan peninggalan bersejarah hingga 450 ribu tahun lalu. Para pengunjung bisa melihat topeng kematian Oliver Cromwell dan coretan para narapidana dari Penjara Wellclose.
Selain itu, tersedia juga pameran interaktif dan rekonstruksi adegan untuk para pengunjung mendatangi Roman Londinium dan Saxon Lundenwic hingga metropolis pada abad ke-21.
Baca Juga: