Jakarta - Pariwisata Vietnam diprediksi memburuk meski kasus virus Corona atau Covid-19 di sana menurun hingga mencapai 50 persen. Bahkan, bisnis pariwisata di sana mengalami krisis dan diduga akan mencapai puncaknya dalam beberapa bulan mendatang.
Dikutip dari Vietnam Net, tak sedikit agen perjalanan, hotel, dan restoran yang sudah ditutup sejak pandemi Covid-19 pada akhir Januari 2020 silam. Sejumlah perusahaan wisata yang masih beroperasi juga sedang meminta untuk melonggarkan perjalanan domestik meski Vietnam masih tertutup bagi wisatawan asing.
Direktur Indochina Unique Tourist Nguyen Son Thuy menjelaskan langkah yang akan diambil untuk ke depan di tengah pandemi virus Corona. "Kami telah memanfaatkan dana cadangan kami untuk mendukung staf tetapi sekarang sudah habis. Kami berencana untuk mengakhiri kontrak kerja beberapa karyawan agar mereka dapat menikmati tunjangan pengangguran," katanya.
Menurut Nguyen Son Thuy, hingga kini yang bisa dilakukan hanya pasrah dan berharap pariwisata bisa berjalan normal kembali. "Pada bulan Maret, saya berharap pasar pariwisata akan pulih pada bulan Juli atau Agustus, tetapi sekarang saya tidak tahu kapan krisis akan berakhir," ucap dia.
Tak sedikit perusahaan perjalanan mengatakan dana cadangannya sudah habis digunakan di tengah pandemi. Bahkan, mereka memprediksi jika krisis pariwisata akan mencapai puncaknya pada kuartal ketiga tahun 2020.
Banyak perusahaan perjalanan, bahkan yang besar akan bangkrut.
Akibatnya, mereka terpaksa untuk menunda operasi atau memberhentikan sejumlah besar karyawan. Kondisi tersebut telah terjadi sejak Maret dan April lalu. Mirisnya, perusahaan besar juga akan ikut terkena dampaknya.
Ketua Dewan Penasihat Pariwisata Vietnam Trong Kien mengatakan krisis yang terjadi dalam bisnis pariwisata bisa berpengaruh kepada perekonomian.
"Masalahnya dimulai bulan April dan terus meningkat. Dari Juli hingga akhir Oktober, banyak perusahaan perjalanan, bahkan yang besar akan bangkrut. Ini membebani perekonomian," ujar Trong Kien.
Menurut The Saigon Times, sejumlah perusahaan perjalanan wisata menggantung harapannya pada liburan musim panas empat minggu mendatang. Sehingga, pendapatan tersebut nantinya bisa membantu membayar sewa kantor, tagihan listrik, air, dan gaji staf.
Sementara, Wakil Direktur Umum Fiditour Nguyen Ngc An mengakui perusahaan sudah mendapatkan pesanan untuk tur ke Danang, Hoi An, Quy Nhon, dan Phu Quoc. Namun, untuk pemesanan tur wisata ke tempat lainnya masih sedikit. []
Baca Juga:
- Tips Berlibur di Era New Normal Selama Pandemi Corona
- Kunjungi Uzbekistan, Turis Dijamin Tidak Kena Corona