Mouly Surya: Perempuan yang Mau Jadi Sutradara, Kalian Pasti Bisa

Gemuruh sorak sorai saat Mouly Surya menyemangati para perempuan yang mau jadi sutradara sukses seperti dirinya.
Mouly Surya meraih penghargaan Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu malam (9/12/2018). (Foto: Instagram/FestivalFilmId)

Jakarta, (Tagar 10/12/2018) - Mouly Surya berbinar saat menerima Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Minggu malam (9/12).

"Buat semua cewek-cewek di situ, yang bermimpi jadi sutradara, kalian pasti bisa," ujar Mouly Surya di atas panggung penghargaan bergengsi tersebut. Mouly Surya sutradra film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Film ini yang mengantarnya menyabet penghargaan di FFI 2018.

Baca juga: Sinopsis 'Marlina si Pembunuh', Film Terbaik FFI 2018

Mengawali karier dengan memproduksi karya debutnya berjudul Fiksi (2008), Mouly Surya langsung berhasil menyabet penghargaan Piala Citra 2008 sebagai Sutradara Terbaik. 

Tidak hanya satu, film perdananya tersebut juga memboyong penghargaan lain pada kategori Skenario Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan kategori Film Terbaik. 

Raihan empat buah Piala Citra dari 10 nominasi gelaran Festival Film Indonesia 2008 yang didapatnya dari sebuah karya perdana, merupakan prestasi yang amat membanggakan.

Tidak cuma dari ajang paling bergengsi bagi insan perfilman di  tanah air, film Fiksi yang skenarionya ditulis bersama sutradara kenamaan Joko Anwar itu juga berhasil masuk seleksi pemutaran di banyak festival film kelas internasional. 

Sebutlah Busan International Film Festival 2008, atau World Film Festival of Bangkok 2008. Dari film tersebut, Mouly juga mendapat penghargaan sebagai Sutradara Terbaik dalam gelaran Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2008.

Penghargaan Demi Penghargaan

Perjalanan karier Mouly Surya berlanjut kala mendapat kepercayaan untuk menggarap skenario untuk film adaptasi dari buku novel Raditya Dika berjudul Kambing Jantan (2009). Bersama Salman Ariesto, Mouly menulis skenario film tersebut yang akhirnya membawa namanya kian melambung di kancah perfilman nasional.

Di tahun 2013, Mouly kembali menggarap sebuah film berjudul What They Don’t Talk About When They Talk About Love dan berhasil menjadikan film tersebut sebagai film perwakilan Indonesia pertama di gelaran Sundance Film Festifal 2013, setelah sebelumnya pada tahun 2010 Mouly menggarap satu judul Film Televisi (FTV).

Melalui film What They Don’t Talk About When They Talk About Love yang digarapnya, lulusan S2 dari Bond University Gold Coast, Australia ini kembali dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik. 

Tidak main-main, gelar tersebut didapatnya dari sebuah festival film kelas internasional, Las Palmas Film Festival 2013, di Spanyol. Selain itu, film tersebut juga memenangi penghargaan pada kategori Penata Musik Terbaik di Asia Pasific Film Festival 2013.

Sampai dengan akhir tahun 2018, perempuan kelahiran 10 september 1980 ini telah mengantongi setidaknya 16 penghargaan bergengsi dari tiga buah film yang dibesutnya. 

Jika Punya Mimpi Besar

Yang termutakhir, film berjudul Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang digarapnya pada tahun 2017, memenangi 10 penghargaan sekaligus dalam gelaran Festival Film Indonesia 2018. Setelah sebelumnya, film tersebut juga masuk seleksi nominasi di helatan penghargaan film kelas dunia, Oscar 2018.

Dalam pidatonya usai menerima penghargaan sebagai Sutradara Terbaik untuk film Marlina si Pembunuh, Mouly menginspirasi banyak orang dari kalangan perempuan seperti dirinya. Menurutnya, apa pun gendernya, jika punya mimpi yang besar, niscaya akan sampai juga pada cita-citanya.

"Buat semua cewek-cewek di situ, yang bermimpi jadi sutradara, kalian pasti bisa," tutur Mouly Surya disambut gemuruh tepuk tangan hadirin gelaran Festival Film Indonesia 2018, Minggu malam (9/12).

Bersama suaminya, Parama Wirasmo, Mouly kini sibuk mengurusi pabrik gambar bergerak yang diberi nama Cinesurya. Rumah produksi film yang telah berdiri sejak tahun 2007 ini diharapkan bisa menjadi ajang berlatih untuk dia dan suaminya, menjadi enterpreneur di industri kreatif perfilman nasional. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.